Jalan cepat merupakan salah satu nomor perlombaan dalam cabang olahraga atletik yang mengharuskan atlet untuk berjalan dan tidak berlari. Jalan cepat membutuhkan keterampilan agar atlet menjaga gerakan kakinya dengan cepat namun kakinya harus tetap melakukan kontak dengan tanah.
Meskipun sebagian besar nomor dalam olahraga atletik berujung pada prestasi yang membutuhkan energi ekstra, jalan cepat dikenal sebagai olahraga yang mengutamakan presisi dan disiplin. Ini karena atlet diharuskan untuk sampai ke garis finis terlebih dahulu namun tetap harus menjaga tekniknya.
Jalan cepat merupakan kompetisi yang diperlombakan di semua tingkatan olahraga atletik. Mulai dari kompetisi tingkat pelajar hingga Olimpiade. Jalan cepat menggabungkan daya tahan pelari jarak jauh dengan perhatian pada teknik pelari.
Dalam jalan cepat, penilain dilakukan oleh juri lintasan. Mereka juga mengevaluasi teknik atlet jalan cepat dan melaporkan pelanggaran yang dapat menyebabkan diskualifikasi. Semua penjurian dilakukan oleh mata juri dan tidak ada teknologi luar yang digunakan dalam membuat keputusan penjurian.
Sejarah Jalan Cepat
Jalan cepat diyakini berasal dari era Victoria (1837-1901). Para bangsawan biasanya meminta pesuruh untuk berjalan di samping latihan berkuda mereka. Itu kemudian dikenal sebagai “Pedestrianism” dan menyebar ke Amerika Serikat pada akhir abad ke-19. Itu menjadi olahraga tontonan, dengan jarak lomba hampir 1.000 kilometer dalam enam hari di arena ruangan yang padat.
Menurut Matthew Algeo, penulis buku Pedestrianism: When Watching People Walk Was America's Favorite Spectator Sport, dahulu jalan cepat dikemas sebagai perlombaan festival. Ada band pengiring. Juga orang-orang yang menonton. Setiap perlombaan juga memicu taruhan. Setiap taruhan ditempatkan pada peserta mana yang akan finis terlebih dulu.
Dari sebuah hobi hingga lomba jalanan biasa, kegiatan tersebut akhirnya diresmikan di Inggris. Aturan dasar ditetapkan dan jalan cepat segera diakui sebagai olahraga bagi para profesional. Jalan cepat juga menjadi program di bawah Olimpiade. Di Indonesia, jalan cepat diperlombakan dalam kompetisi tingkat nasional seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).
Jalan cepat menjadi bagian dari Olimpiade mulai tahun 1908. Lomba jalan cepat awalnya diperuntukkan untuk pria. Beberapa pejalan cepat yang paling berkesan dalam sejarah olahraga ini adalah Ken Matthews, yang memenangkan lomba lari 20 kilometer di Olimpiade 1960 dan Don Thompson yang memenangkan lomba jalan kaki Olimpiade 1964 untuk lomba lari 50 kilometer.
Teknik Dasar dalam Jalan Cepat
Dalam jalan cepat, setiap atlet wajib menjaga postur, gerakan lengan dan langkah yang presisi. Atlet harus menjaga lutut tetap lurus sejak kaki depan kalian menyentuh tanah hingga melewati bagian bawah tubuh. Atlet juga harus menjaga satu kaki di tanah setiap saat. Ini menghasilkan rotasi pinggul yang merupakan ciri khas dari jalan cepat.
Baca Juga: Mengenal Start yang Digunakan dalam Jalan Cepat
Kesalahan seperti tidak menjaga satu kaki di tanah setiap saat atau menekuk lutut kaki depan dapat membuat atlet didiskualifikasi selama balapan dilakukan. Tetapi atlet juga bisa memperlambat diri dengan menggunakan ayunan lengan yang salah, melangkah terlalu jauh, atau terlalu banyak bersandar.
Semakin baik teknik jalan cepat atlet, semakin banyak atlet bisa menggunakan sumber daya tubuh yang belum dimanfaatkan. Namun, atlet harus meningkatkan kecepatan secara perlahan dan kedisiplinan saat berjalan.
Baca Juga: Mengenal Teknik Dasar Jalan Cepat
Aturan dalam Jalan Cepat
Nama olahraga jalan cepat sendiri menjelaskan secara spesifik di mana para peserta dengan cepat berjalan menuju garis finis. Namun, itu terikat oleh aturan ketat yang berkaitan dengan tekniknya.
Jalan cepat berbeda dengan lari. Dalam perlombaan lari, seorang atlet sering mengangkat kedua kakinya dari tanah selama mereka melangkah. Namun, dalam lomba jalan cepat, kaki atlet harus selalu menyentuh tanah setiap saat.
Jika tidak ada kontak antara tanah dan kaki yang terlihat, atlet mengangkat kedua kakinya dan menimbulkan penalti. Selain itu, lutut kaki depan atlet tidak boleh menekuk dan kaki harus diluruskan saat tubuh melewatinya. Setiap pejalan kaki dinilai dengan hati-hati dan dapat dihukum jika ia menekuk lututnya selama balapan.
Penjurian mulai dari lima hingga sembilan, tergantung pada kategori acara. Para juri biasanya menilai balapan dengan mata telanjang. Mereka membawa kartu dengan beberapa simbol. Misalnya 'kehilangan kontak' akan diberikan simbol (~) dan 'lutut tertekuk' akan diberikan simbol (<).
Jika seorang atlet jalan cepat diperlihatkan tiga peringatan kartu dari juri yang berbeda, termasuk juri ketua, hal itu bisa menyebabkan atlet tersebut didiskualifikasi. Kartu merah diperlihatkan kepada atlet yang didiskualifikasi.
Jarak standar untuk lomba jalan cepat adalah 3000 meter, 5000 meter di turnamen dalam ruangan, sedangkan lomba jalan cepat 5000 meter, 10.000 meter, 20.000 meter, dan 50.000 meter diadakan di lintasan luar ruangan. Kompetisi 10 kilometer, 20 kilometer, dan 50 kilometer, diberi label terpisah, diadakan di jalan dengan ketentuan khusus. (*).