Lontar martil merupakan salah satu nomor perlombaan dalam cabang olahraga atletik. Lontar martil termasuk dalam nomor lapangan, selain tolak peluru, lempar cakram dan lempar lembing. Sama seperti nomor lapangan yang lain, cara kerja lontar martil mencari jarak jauh dari objek yang dilemparkan oleh atlet. 

Olahraga lontar martil jarang dikenal oleh masyarakat umum. Meskipun begitu, lontar martil masuk dalam program wajib World Athletics, Olimpiade dan Diamond League. Di Indonesia, olahraga ini tak sepopuler olahraga atletik yang lain, namun lontar martil diperlombakan dalam ajang tingkat nasional, seperti Pekan Olahraga Nasional (PON)

Dalam lontar martil, atlet wajib melempar bola logam seberat 7,26 kilogram untuk pria dan 4 kilogram untuk wanita yang dipasang pada pegangan dengan kawat baja. Yang ukurannya tidak lebih dari 1,22 meter sambil tetap berada di dalam diameter lingkaran berukuran 2,135 meter. 

Pelempar biasanya melakukan tiga atau empat putaran sebelum melepaskan bola. Atlet biasanya akan melempar enam kali per kompetisi. Jika seri, pemenangnya adalah atlet dengan upaya terbaik berikutnya. Pelempar palu yang berkualitas membutuhkan kecepatan, kekuatan, dan koordinasi. Di kejuaraan besar, formatnya biasanya adalah sesi kualifikasi yang diikuti dengan final.

Baca Juga: 10 Atlet Lontar Martil Terbaik di Dunia

Sejarah Lontar Martil 

Lontar martil adalah sebuah kompetisi di mana atlet melempar bola berbobot yang melekat pada kawat baja untuk mencari jarak terjauh jauh. Legenda asal mula lontar martil ditelusuri ke sekitar tahun 2000 SM. Seorang prajurit Celtic, Cuchulainn, bermain lempar poros baja saat mengikuti Tailteann Games di Tara, Irlandia.

Bobot roda kemudian diganti dengan batu besar yang melekat pada gagang kayu. Kemudian, batu besar beralih ke penggunaan palu godam yang dianggap berasal dari Inggris dan Skotlandia selama Abad Pertengahan.

Lontar martil pertama kali diadakan pada Olimpiade 1900 di Paris untuk kategori pria. Namun, kategori wanita baru pertama kali digelar dalam Olimpiade sekitar 100 tahun kemudian di Olimpiade Sydney. 

Hongaria menjadi negara yang memiliki pencapaian kuat untuk perlombaan lontar martil kategori putra dan telah memenangkan medali emas pada Olimpiade 1948, 1952, 1968, 1996, dan 2012. Polandia telah menjadi kekuatan dominan dalam lontar martil putri, memenangkan gelar Olimpiade pada tahun 2000, 2012, dan 2016.

Baca Juga: Mengenal Peralatan yang Digunakan dalam Lontar Martil

Teknik Lontar Martil

Hampir semua nomor lapangan dalam cabang olahraga atletik memiliki tiga fase, awal, tengah dan akhir, dengan setiap fase ada beberapa bagian. Dalam lontar martil, permulaannya dimulai dengan ayunan persiapan dan transisi, diikuti oleh tengah (tiga putaran) dan akhir (lemparan dan proses keluar lapangan).

Persiapan Ayunan

Atlet harus berdiri di dalam lingkaran menghadap ke belakang dengan kaki selebar bahu dengan pegangan diletakkan terlebih dahulu di tangan kiri dengan tangan kanan di atas kiri. Kemudian, kaki kanan mengarah lurus ke depan. Atlet harus mengambil ancang-ancang dan posisi yang nyaman untuk bersiap melemparkan ayunan. 

Ayunan Martil

Atlet kemudian melakukan ayunan pada martil selama dua hingga tiga kali. Namun saat dalam posisi ini, atlet tak perlu memutar terlebih dahulu. Ayunan pertama gunakan ritme lebih lambat, sementara ayunan kedua lakukan dengan ritme lebih cepat. Ayunan kedua aktif dengan radius yang lebih panjang. 

Pada umumnya seorang atlet menggunakan dua ayunan. Namun, tidak ada batasan atas kenaikan atau penurunan ayunan. Ayunan harus dimulai dari belakang sisi kanan tubuh. Ambil martil ke arah depan menjauhi badan. Kemudian ayunkan di atas kepala. 

Transisi

Sesaat setelah mengayunkan martil, atlet memasuki transisi sebelum putaran. Posisi martil berada tepat di depan pelempar dan putaran titik rendah dimulai. Beberapa posisi tubuh lain yang harus diperhatikan adalah: Bahu harus rileks, gerakan kepala harus pasif, jaga agar pinggul dan lutut tetap fleksibel serta kaki harus tetap bersentuhan dengan lingkaran

Putaran

Putaran adalah serangkaian gerakan yang dilakukan untuk meningkatkan kecepatan martil. Umumnya, atlet melakukan 34 putaran. Tetapi seorang atlet dapat melakukan lebih banyak jika dibutuhkan. Namun. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan di sini adalah keseimbangan tubuh. Cengkeraman kedua kaki yang kuat dan gerakan bertahap mereka membantu proses berputar.

Pelemparan

Melalui putaran berulang, martil akan mencapai titik tercepatnya. Tetapi pelempar harus tetap memutar martil dengan kaki menyentuh lingkaran. Titik di mana martil dilepaskan dikenal sebagai titik tinggi.

Berlawanan dengan titik rendah, martil harus didorong ke atas melalui dorongan dengan pinggul, pergelangan kaki dan lutut yang tepat dan kemudian dilepaskan. Selama proses ini sisi kiri tubuh harus ditahan dan pada posisi jam 9 dan gerakan kaki ke atas harus dilakukan.

Baca Juga: Teknik Dasar dalam Lontar Martil

Aturan dalam Lontar Martil

1. Pesaing tidak dapat memasuki lingkaran sampai namanya dipanggil

2. Pesaing menghasilkan gaya sentripetal dengan memutar tubuhnya lalu melepaskan martil ke sektor tersebut

3. Setelah martil mendarat di sektor tersebut, perintah "mark" diberikan kepada atlet yang keluar dari ring.

4. Hasil pengukuran lemparan dicatat dari bagian dalam lingkaran ke tanda di mana palu mendarat. 

Pelanggaran akan disebutkan ketika atlet melakukan salah satu pelanggaran berikut:

-Memasuki ring sebelum nama dipanggil

- Setiap bagian tubuh dari pesaing (termasuk pakaian) yang menyentuh bagian atas atau luar ring

- Pendaratan martil di luar sektor. Agar lemparan dapat diukur, martil harus mendarat di dalam sektor 35 derajat yang ditandai dan atlet tidak boleh meninggalkan lingkaran sebelum mendarat. 

- Keluar dari ring sebelum perintah "mark".

- Keluar dari ring dari bagian depan lingkaran. 

Manfaat Kesehatan Jika Menekuni Lontar Martil

Lontar martil adalah cabang olahraga lintasan dan lapangan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan ketelitian. Ini adalah aktivitas yang menuntut fisik. Sehingga, lontar martil dapat memberikan banyak manfaat kesehatan bagi mereka yang berpartisipasi di dalamnya. Berikut adalah manfaat kesehatan jika menekuni lontar martil: 

Kebugaran kardiovaskular

Lontar martil membutuhkan gerakan yang kuat yang dapat meningkatkan detak jantung dan meningkatkan daya tahan kardiovaskular. Dengan mengikuti perlombaan ini, kalian dapat memperkuat jantung dan paru-paru serta mengurangi risiko penyakit jantung.

Kekuatan 

Lontar martil membutuhkan kekuatan tingkat tinggi agar dapat mencapai lemparan dengan benar. Dengan berlatih untuk perlombaan nomor ini, atlet dapat membangun massa otot, meningkatkan kekuatan cengkeraman dan meningkatkan kekuatan keseluruhan dari anggota tubuh yang terlibat dalam latihan.

Koordinasi dan Keseimbangan

Lontar martil melibatkan serangkaian gerakan tepat yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi yang baik. Dengan berpartisipasi dalam perlombaan ini, atlet dapat meningkatkan koordinasi dan keseimbangan, yang dapat membantu mengurangi risiko jatuh dan cedera.

Kesehatan Mental

Lontar Martil adalah kompetisi atletik yang menantang dan membutuhkan ketangguhan mental dan tekad. Dengan mengikuti kompetisi ini, kalian dapat membangun ketahanan mental dan belajar untuk bertahan melalui situasi sulit.

Penurunan Berat Badan

Lontar martil adalah aktivitas yang menuntut fisik yang dapat membantu atlet membakar kalori dan menurunkan berat badan. Dengan mengikuti acara ini, atlet dapat meningkatkan kebugaran fisik dan mencapai berat badan yang lebih sehat. (*)

Populer

Lempar Cakram: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar, Aturan dan Manfaat
Pengertian, Sejarah, dan Jenis Cabang Atletik
Lompat Tinggi: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Gaya
Lari Jarak Pendek: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Manfaat
Lari Jarak Menengah: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Manfaat