Mengulik Kejayaan Jamaika di Cabang Olahraga Atletik

| Penulis : 

Jamaika adalah gudangnya atlet atletik. Banyak orang menyebut negara yang terletak di Amerika Tengah itu sebagai produsen sprinter dunia. Meskipun dalam Tokyo Olympics 2020 medali emas 100 meter putra diraih oleh Lamont Marcell Jacobs asal Italia, Jamaika tetap memegang rekor nomor bergengsi tersebut. Masih atas nama Usain Bolt. 

Jamaika telah mengirimkan atlet ke semua perlombaan Olimpiade sejak 1948. Dan memenangkan 87 medali Olimpiade hingga 2022. Yang 26 di antaranya adalah medali emas. Dari total 87 medali, hanya 1 medali yang didapat dari luar cabang olahraga atletik. Perolehan medali yang luar biasa itu dipimpin oleh para pelari cepatnya yang luar biasa. 

Baca Juga: 5 Sprinter Tercepat dalam Sejarah Dunia

Lantas, bagaimana bisa negara dengan penduduk kurang dari 3 juta jiwa ini bisa mendominasi salah satu ajang olahraga paling bergengsi di dunia?

1. Faktor Perekrutan

Dalam buku bertajuk The Sports Gene, David Epstein menulis tentang Yannis Pitsiladis. Ia adalah seorang ilmuwan yang telah mempelajari bagaimana sebuah negara unggul di cabang olahraga tertentu. Meskipun sebenarnya keahlian Pitsiladis adalah bidang biologi, teorinya tentang mengapa Jamaika begitu bagus di nomor lintasan lebih berkaitan dengan faktor sosial.

Dalam sebuah wawancara dengan Outside, Pitsiladis yakin Jamaika memiliki sprinter dunia karena sistem penemuan bakatnya. Epstein menyebutnya sebagai program penyaringan alami. Sederhananya, Jamaika mampu mengidentifikasi setiap anak yang memiliki bakat alami untuk menjadi pelari cepat kelas dunia dan mengubahnya menjadi atlet lari.

Atletik sangat terkenal di Jamaika. Luar biasa populer. Di tingkat SMA saja, perlombaan atletik sangat kompetitif. Karena itu, setiap anak yang memiliki potensi kecepatan kelas dunia pada akhirnya akan ditemukan oleh pelatih atau lembaga olahraga pemerintah. 

Meskipun populasi negara ini sangat kecil dan secara ekonomi buruk, mereka dapat mencapai hasil yang luar biasa berkat faktor di atas. 

Warga Jamaika yang berpendidikan tinggi, memiliki dedikasi terhadap kebijakan yang efektif, dan komitmennya untuk memajukan  Jamaika saat memperoleh kemerdekaan juga sangat besar, mereka mampu membangun negara yang penuh semangat dengan atlet-atlet hebat.

2. Gen ACTN3 dan Jantung yang Lebih Besar

Menurut Performance Lab of California, ada penelitian dari University of Glasgow yang mengatakan bahwa gen ACTN3 ditemukan di lebih dari 70 persen orang yang tinggal di Jamaika. Gen ini diketahui menghasilkan protein yang dapat meningkatkan performa untuk sprint.

Gen ini mengkodekan instruksi untuk membuat protein yang disebut alpha-actinin-3, dan membantu otot fast-twitch menghasilkan kontraksi berulang yang kuat.

Sebagai informasi, pelari cepat Jamaika memiliki proporsi serat otot fast-twitch yang tinggi yang menghasilkan energi dari gula tubuh daripada oksigen, dan bagus untuk aktivitas singkat dan intens. 

Selain Gen ACTN3, Performance Lab of California juga mengatakan banyak atlet Olimpiade dari Jamaika juga memiliki jantung yang lebih besar dari rata-rata yang mampu memompa darah beroksigen tinggi ke otot mereka dengan kecepatan tinggi. Ini memberi mereka kemampuan untuk mempertahankan kecepatan tinggi untuk waktu yang lama.

Baca Juga: Apakah Faktor Genetik Mempengaruhi Performa Atletik?

3. Mimpi Besar

Bagi banyak orang Jamaika, olahraga profesional dipandang sebagai tiket jackpot keluar dari kemiskinan. Banyak atlet di Jamaika berasal dari komunitas pedesaan di mana mereka harus berjalan berkilo-kilometer setiap hari untuk pergi ke sekolah, atau bahkan hanya menimba air. 

Olahraga individu seperti atletik mungkin tak menguntungkan seperti olahraga tim. Namun, semangat untuk keluar dari kemiskininan adalah mimpi penting. Dan meningkatkan taraf hidup keluarga adalah motivasi terbesar yang mungkin untuk menjadi atlet yang sukses. 

Usain Bolt adalah contohnya. Dulunya, ia berasal dari distrik pinggiran Sherwood Content di pinggiran Cockpit Country. Sebuah lingkungan yang tinggi tingkat kejahatannya dan terkenal kumuh. Namun, ia berhasil menjadi salah satu anak andalan daerah. 

4. Pelatih Profesional

Bakat dan semangat bukanlah satu-satunya hal untuk sukses. Seorang pelatih yang baik dituntut untuk menanamkan kedisiplinan, meningkatkan teknik dan mengeluarkan potensi terbaik dari seorang atlet. Nah, Jamaika adalah negara yang memiliki beberapa pelatih hebat. Khususnya untuk bidang atletik, seperti Stephen Francis dan Glen Mills. 

Mills misalnya, telah melatih atlet yang meraih total  33 medali Olimpiade dan 71 medali kejuaraan dunia selama karir kepelatihannya. Ia bahkan disebut sebagai pelatih atletik termasyhur dari Jamaika.

5. Faktor Alam

Faktor lain yang berkontribusi pada kesuksesan pelari Jamaika adalah alam. Jamaika adalah salah satu perhentian terakhir di Laut Karibia untuk kapal budak. Artinya, orang-orang yang dibawa ke pulau itu pada umumnya adalah yang terkuat di Afrika. Setelah dibebaskan, orang-orang ini mewariskan gen mereka ke generasi berikutnya, menghasilkan populasi yang secara alami cenderung cepat dan atletis.

Pelari Jamaika juga mendapat manfaat dari iklim dan medan negara asal Karibia mereka. Jamaika adalah pulau tropis dengan banyak sinar matahari dan cuaca hangat sepanjang tahun. Ini sangat ideal untuk pelatihan dan membantu atlet untuk tetap dalam kondisi yang baik.(*)

Populer

Tolak Peluru: Pengertian, Sejarah, Teknik, Aturan dan Manfaat
Tim Putri SMAN 2 Banjarbaru Tercepat di Estafet 4x100 meter 
SMPN 10 Bandung Sambut Kemeriahan Roadshow Energen Champion SAC Indonesia
SMPN 1 Bungursari Purwakarta Berjaya di Tolak Peluru Putri
Tim Atletik Indonesia Raih 11 Emas di Thailand Open