Krisna Wahyu Permana terlihat sibuk di GOR Tri Lomba Juang, Semarang pada Jumat (9/12). Mengenakan jersey bertuliskan PON XX Papua 2021, atlet nasional nomor tolak peluru itu meminta peserta tolak peluru putri Energen Champion Student Athletics Championships (SAC) Indonesia - Central Java Qualifiers bersiap di tempat tolakan.
“Cara memegangnya begini,” kata Krisna, berusaha membantu peserta yang sedang memposisikan tubuhnya membelakangi tempat jatuhnya peluru.
Sudah 21 tahun Krisna Wahyu Permana menggeluti tolak peluru. Tepatnya sejak 2001. Ia sudah mondar-mandir di kejuaraan nasional. Bahkan dunia. Melihat penyelenggaraan Energen Champion SAC Indonesia, Krisna mengaku senang.
“Karena atletik itu kan olahraga langka. Sehingga jarang peminatnya. Betapa sulitnya mencari penerus generasi di atletik. Apalagi di nomor tolak peluru. Tetapi dengan adanya SAC ini bisa mengenalkan kepada masyarakat yang belum banyak mengenal atletik sehingga bisa meningkatkan daya minat,” kata Krisna.
BACA JUGA: National Championship Siap Digelar 13-15 Januari 2023
Menurut Krisna, SAC lebih fokus ke pencarian dan melihat bakat. Meskipun begitu, ini penting sekali. Karena peserta yang ikut berkisar di usia 16 tahun. Di mana porsi latihannya lebih kepada pengenalan
“Biar mereka suka dulu. Jadi kelas pemula. Sehingga, yang seperti ini justru yang bagus dan setelah mendapat dasar di atletik, dia bisa ke cabang olahraga lain. Nggak harus ke atletik. Tetapi dengan dasar di atletik,” katanya.
Krisna sendiri terjun ke tolak peluru karena ketidaksengajaan. Ia sebenarnya atlet basket. Bahkan, dulunya Krisna sempat menghina. “Olahraga tolak peluru gek opo ngono,” katanya saat melihat teman SMP-nya berlatih tolak peluru. Namun kini, semuanya berbalik. Tolak peluru lah yang membuat namanya mendunia.
“Saat saya menghina tolak peluru itu guru saya mendengar. Akhirnya saya diminta mencoba. Ternyata bisa. Lalu saya disuruh sama pak guru, besok kamu bertanding ya. Dari situlah saya akhirnya memulai karier di tolak peluru,” kata pelatih di Pengprov PASI Jawa Tengah (Jateng) itu.
BACA JUGA: Juara Nasional Energen Champion SAC Indonesia 2022 Diberangkatkan ke Australia
Krisna mengakui. Menjadi student-athlete banyak tantangannya. Khususnya tolak peluru. Di antaranya sarana dan prasarana, program dari pelatih hingga wadah pembimbingan.
“Misalnya sekarang ada Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). Tetapi setelah itu apa? Dari PPLP tidak ada wadahnya. Setelah PPLP hilang, nah untuk atlet yang prestasinya nanggung itu kasian. Mau dibawa ke mana,” ungkapnya.
Jadikan olahraga itu sebagai hobi saja. Begitulah kata Krisna. Agar para student-athlete tak ada yang merasa tertekan. “Tahu-tahu sudah juara saja. Jadi latihannya sambil bermain,” kata Krisna.
Krisna Wahyu dikenal sebagai juara bertahan Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk nomor tolak peluru. Misalnya PON 2012 di dan PON 2016 di Jawa Barat (Jabar). Juga segudang prestasi di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) dan SEA Games.
BACA JUGA: Men-DBL-Kan Atletik untuk Booster Partisipasi
Energen Champion SAC Indonesia - Central Java Qualifiers akan digelar pada 8-10 Desember 2022 di GOR Tri Lomba Juang. Khusus jenjang SMA, akan ada babak National Championship. Yang akan digelar di Jakarta pada 13-15 Januari 2023. Nantinya, juara-juara jenjang SMA Central Java Qualifiers akan bertemu dengan juara lainnya di National Championship.
Kompetisi atletik ini menjaring pelajar bertalenta dari sembilan Regional Qualifiers. Yakni Bali-Nusa Tenggara (Mataram), Papua (Mimika), Yogyakarta (Yogyakarta), Kalimantan (Banjarmasin), East Java (Surabaya), North Sumatera (Medan), DKI Jakarta-Banten (Jakarta), West Java (Bandung) dan Central Java (Semarang).
Energen Champion SAC Indonesia merupakan kompetisi atletik paling akbar di Indonesia. Acara ini diadakan oleh Energen Champion, bekerja sama dengan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dan DBL Indonesia. Energen Champion adalah minuman cokelat berenergi yang mengandung susu dan telur dari Mayora. (*)