Awal sederhana Wafi Al-Afwa, student athlete asal SMAN 1 Bangsri. Ya, Wafi tak punya kemampuan dasar di dunia atletik. Hampir sejak kecil ia menghabiskan waktunya untuk belajar dan berlatih voli.
Iya, voli. Prestasi Wafi di dunia voli juga bukan sembarangan. Ia bahkan pernah menjadi juara kedua pada ajang voli antardaerah tingkat provinsi!
Prestasti mentereng di dunia voli tersebut yang membuat kedua orang tuanya lebih memilih Wafi untuk semakin menekuni voli sembari menjaga nilai akademik tetap apik. Lalu, apa yang menjadi penyebab dirinya bisa terjun di dunia atletik, khususnya nomor lomba lapangan (tolak peluru)?
Semua bermula lewat kebiasaan kecilnya yang gemar melempar batu. Batu-batu kecil yang menjadi temannya untuk bersantai di halaman belakang rumah dan tepian sawah.
“Saya gak ikut latihan di mana-mana. Saya gak ikut klub atau apa. Saya cuman punya batu kecil-kecil di rumah saya lemparin aja hahahaha,”
“Tempat latihan voli saya kan dekat sama sawah. Di sana banyak batu-batu ya sudah aku lemparin gitu,” ungkapnya.
Baca juga: Lutut Lecet, Andira Putri Tetap Paling Cepat di Nomor Sprint SAC Central Java!
Nah, Pertamina SAC Indonesia 2024-2025 Central Java Qualifiers bukan menjadi ajang pertamanya untuk unjuk kebolehan. Musim lalu, Wafi sudah pernah mengikuti perlombaan SAC Indonesia qualifiers Jawa Tengah.
Saat itu namanya tertimbun dengan ratusan nama student athlete lainnya. Sinarnya bukan redup namun tak seterang yang lain. Tahun ini menjadi momen ia bersinar.
Sebagai pelajar yang baru saja menekuni dunia atletik, Wafi berhasil menembus jajaran tiga besar yang membuatnya berangkat ke National Championship. Iya, Pada Pertamina SAC Indonesia 2024-2025 Central Java Qualifiers, Wafi berhasil mencatatkan tolakan sejauh 12,72 meter. Cukup untuk membuatnya menjadi juara ketiga.
Baca juga: Tegar Fasha, Tentang Arti Berlari, Gelar Juara, dan Pembuktiannya
“Sangat senang dan bangga. Nanti jadi event nasional pertamaku. Semoga bisa jadi lebih baik lagi nanti di nasional (National Championship),” ujarnya.
Rekam jejaknya di dunia atletik yang masih belum berbicara banyak menjadi pembuktiannya kepada orang tua. Bahwa ia juga bisa berprestasi di bidang olahraga yang lain.
“Orang tua sebenarnya gak setuju. Mereka justru ngedukung aku buat fokus di voli. Nah, ini mau aku kasih bukti ke orang tua. Kalau aku juga bisa,” cetusnya.
Awal sederhana dari cerita panjang yang akan ia ukir nanti. Selamat, Wafi!