Lari merupakan salah satu disiplin dalam cabang olahraga (cabor) atletik yang cara kerjanya menggerakan kaki secara berulang dengan kecepatan maksimum.
Karena teknik yang mudah dipahami, lari menjadi olahraga paling populer dunia dan menjadi dasar penting untuk kepelatihan berbagai cabor.
Lari menggabungkan beberapa elemen penting, seperti kecepatan, ketahanan tubuh, dan ketangkasan. Beberapa elemen ini selaras dengan beragam manfaat yang diberikan oleh olahraga lari.
Beberapa manfaat lari untuk kesehatan di antaranya, menyehatkan jantung, meningkatkan daya tahan tubuh, efektif membakar kalori, membuat tidur lebih nyenyak hingga mengontrol tekanan darah.
Ada macam-macam lari dalam olahraga atletik yang bisa dicoba untuk mendapatkan manfaat di atas.
Dikelompokkan berdasarkan teknik, jarak hingga cara bermain, berikut SAC Indonesia rangkum macam-macam lari dalam olahraga atletik:
1. Lari Jarak Pendek (Sprint)
Sesuai dengan namanya, lari jarak pendek merupakan salah satu jenis perlombaan lari dengan rentang jarak tak begitu jauh. Cara memainkan lari jarak pendek adalah pelari harus bergerak secepat mungkin dalam jarak 60 meter, 100 meter, 200 meter hingga 400 meter.
Kecepatan menjadi kebutuhan utama dalam lari jarak pendek. Sehingga tujuan utama dalam olahraga ini untuk mendapatkan waktu sesingkat mungkin.
Baca Juga: Lari Jarak Pendek: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Manfaat
2. Lari Jarak Menengah
Lari jarak menengah merupakan olahraga lari yang menempuh jarak 800-1.500 meter. Lari Jenis ini membutuhkan ketahanan fisik yang kuat karena jarak yang ditempuh cukup panjang.
Dalam lari jarak menengah, pelari harus konsisten menempuh jarak lari sampai di garis finish. Meskipun waktu juga menjadi yang utama dalam olahraga ini, lari jarak menengah membutuhkan ketahanan tubuh yang kuat.
Baca Juga: Lari Jarak Menengah: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Manfaat
3. Lari Jarak Jauh
Lari jarak jauh adalah olahraga lari yang menempuh jarak 3.000 meter, 5.000 meter hingga 10.000 meter. Sama seperti lari jarak menengah, lari jarak jauh juga membutuhkan ketahanan fisik yang kuat karena jarak yang ditempuh mencapai ribuan meter.
Baca Juga: Lari Jarak Jauh: Pengertian, Variasi, Teknik Dasar dan Sejarah
4. Lari Estafet
Lari estafet, atau lari bersambung, menjadi satu-satunya jenis olahraga lari yang harus dilakukan secara berkelompok. Cara bermainnya adalah pelari harus memindahkan tongkat dari satu pelari ke pelari lainnya hingga mencapai garis finish.
Lari estafet menempuh jarak yang beragam, di antaranya adalah lari 4x100 meter, 4x400 meter, 5x80 meter hingga 8x50 meter. Jarak dalam lari estafet bisa dimodifikasi dengan menyesuaikan jumlah pelari dalam kelompok.
Baca Juga: Mengenal Lari Estafet: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Peraturan
5. Lari Gawang
Lari gawang biasanya hanya diperlombakan dalam kompetisi profesional. Olahraga lari gawang membutuhkan penghalang. Sehingga, para atlet perlu melompati penghalang tersebut untuk mencapai garis finish.
Jarak untuk perlombaan lari gawang dibagi berdasarkan sektor wanita dan pria. Jarak 100 meter lari gawang diperuntukkan bagi wanita, sementara untuk pria adalah 110 meter. Ada juga kategori 400 meter untuk pria dan wanita.
Baca Juga: Mengenal Lari Gawang: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Peraturan
6. Lari Maraton
Lari maraton adalah perlombaan lari dengan jarak terjauh dalam olahraga atletik, yakni 42 kilometer. Jarak ini ditentukan berdasarkan sejarah lari maraton di peradaban Yunani Kuno.
Berbeda dengan deretan lari sebelumnya yang memiliki ketentuan dilakukan di lintasan atletik, lari maraton biasanya dilakukan di jalanan beraspal. Untuk level kompetisi, lari maraton biasanya diikuti oleh ribuan peserta.
Baca Juga: Lari Maraton: Pengertian, Sejarah, Teknik dan Manfaat
Tips dan Teknik Berlari
1. Pandangan Fokus ke Depan
Saat berlari, pandangan pelari harus fokus ke depan dan hindari menatap kaki. Mata harus terfokus pada tanah sekitar 2-3 meter kaki di depan. Ini merupakan cara berlari yang lebih aman karena dapat melihat kondisi sekitar.
Posisikan kepala untuk tidak terlalu condong ke depan. Hal ini bisa memberikan banyak tekanan pada otot leher dan bahu, sehingga dapat menyebabkan ketegangan.
2. Tangan Setinggi Pinggang
Posisikan tangan setinggi pinggang, sementara lengan harus ditekuk setara dengan sudut 90 derajat. Hindari untuk mengangkat tangan ke atas dada, terutama saat lelah.
Saat berlari, jagalah lengan dan tangan sesantai mungkin. Hindari mengepalkan telapak tangan ketika berlari. Jika mengepalkan tangan, ketegangan akan berpindah dari ke lengan hingga ke bahu dan leher.
3. Jaga Postur Tubuh Tetap Tegak Lurus
Jaga postur tubuh tetap tegak dan lurus dengan bahu sejajar. Pastikan untuk tidak mencondongkan tubuh ke depan atau ke belakang, seperti yang dilakukan beberapa pelari saat lelah.
Jika baru mendalami olahraga lari, pastikan untuk memilih latihan lari yang sesuai dengan kemampuan. Selain itu, pelari harus memahami tips dan teknik yang tepat untuk berlari agar tidak terjadi cedera. (*)