Lompat galah (pole vault) merupakan salah satu jenis nomor lapangan dalam olahraga atletik yang meminta atlet untuk melompati mistar dalam ketinggian tertentu (4-6 meter) menggunakan bantuan galah. Dalam hal ini, galah yang dimaksudkan terbuat dari fiberglass atau terbuat dari serat karbon.
Lompat galah menjadi salah satu jenis cabang olahraga atletik yang membutuhkan beragam keterampilan teknik. Pelompat galah dituntut untuk memiliki kekuatan melompat, pengendalian tubuh di udara, teknik memegang tongkat dengan benar, hingga teknik berlari yang baik. Untuk itu, setiap pelompat diwajibkan mempelajari teknik dasar lompat galah yang benar.
Baca Juga: Lompat Galah: Pengertian, Sejarah, Teknik dan Peraturan
Teknik dasar lompat galah berfungsi menjadi acuan agar pelompat memiliki kecepatan berlari sambil membawa galah (tiang tumpuan). Selain itu, teknik dasar lompat galah dibutuhkan agar pelompat galah memiliki sikap atau gaya yang tepat ketika melewati mistar.
Berikut SAC Indonesia rangkum 5 teknik dasar lompat galah yang wajib kamu pelajari sebagai pelompat galah. Apa saja?
1. Cara Memegang Galah
Pelajaran penting pertama bagi pelompat galah adalah cara untuk memegang galah dengan benar. Apalagi, pelompat galah harus membawa tongkat ini sambil berlari sebelum melewati ketinggian mistar.
Letakkan tangan selebar bahu ke arah atas tiang, dengan tangan dominan lebih dekat ke ujung.
Pegang galah dengan posisi tangan kiri di depan. Pastikan agar jari-jari tangan berada di sisi atas kanan dan tempatkan ibu jari di bawah.
2. Awalan Lari (Approach Run)
Awalan lari merupakan komponen penting dalam kesuksesan lompat galah. Tujuan dari awalan lari adalah agar atlet mendapatkan dorongan maksimal ketika harus melompati mistar. Awalan lari juga bertujuan agar atlet mendapatkan momentum saat akan melewati mistar.
Meskipun setiap harus dituntut berlari secepat mungkin, atlet tetap harus bisa mengontrol tubuh dengan baik sembari membawa tongkat ketika berlari.
Pertama, tentukan jarak untuk melakukan awalan lari dan titik di mana atlet akan memaksimalkan kecepatan dan melakukan dorongan untuk melompat. Kedua, ketika berlari pastikan agar tubuh tetap seimbang meskipun membawa galah. Terakhir, tetap menatap ke depan dan jangan posisikan kepala ke atas maupun ke bawah.
3. Tancapkan Galah dan Lepas Landas
Kunci sukses menancapkan galah dan lepas landas adalah mengubah gerakan horizontal menjadi lompatan vertikal. Di saat yang bersamaan, atlet juga harus menancapkan tongkat agar menjadi tumpuan tubuh untuk melewati mistar.
Sebelum melakukan lompatan besar, atlet dapat melakukan beberapa latihan menancapkan tongkat sambil berjalan dan jenis senam untuk mempelajari cara membalikkan tubuh di udara. Ini befungsi agar tubuh dapat mengayunkan diri secara terbalik pada palang horizontal.
Gerakan menancapkan tongkat galah yang baik adalah dari atas menuju bawah. Dalam proses ini, atlet harus memiliki kekuatan penuh di lengan dan menghilangkan keragu-raguan. Pasalnya, tongkat akan bergeser dan goyah jika atlet melakukan penancapan tidak tepat.
Proses menancapkan galah ke tanah merupakan momen penting. Atlet harus menjaga kepalanya tetap menghadap ke atas, bukan ke bawah. Karena dalam gerakan atletik, tubuh akan mengikuti gerakankepala. Jangan lupa tangan harus mendorong tongkat ke atas bahu, dengan telapak tangan membantu dorongan ke atas.
Kemudian, atlet harus mendorong tubuhnya naik bersamaan kaki lepas landas. Posisi kaki lepas landas berbeda untuk masing-masing atlet, namun posisi underneath top hand adalah yang paling sering digunakan.
4. Berayun di Galah
Ada beberapa momen di mana atlet sepenuhnya mengandalkan galah sebagai tumpuan. Di sini, keseimbangan atlet sangat diuji. Sehingga, latihan keseimbangan dan beban akan sangat membantu atlet melalui proses ini.
Pastikan galah tetap menancap di tanah dan tidak goyah. Lalu angkat tubuh bagian pinggul dan bagian bawah lebih ke atas. Dorong semua tubuh menuju arah mistar dan jangan kurangi kekuatan sampai tubuh naik.
5. Melenturkan Diri
Saat galah mulai melentur karena dorongan tubuh, atlet harus memutar dengan posisi menghadap mistar dalam posisi terbalik. Proses melenturkan tubuh di momen tersebut bertujuan agar tubuh tidak menyentuh mistar. Di saat yang bersamaan, galah harus ditinggalkan dan di lepaskan di bagian mistar yang lain.
6. Landing
Setelah melewati mistar, atlet dapat menghempaskan tubuh ke area pendaratan. (*)