Lari jarak pendek atau dikenal sprint adalah salah satu olahraga atletik paling menegangkan untuk ditonton. Dalam lari jarak pendek, para atlet berusaha untuk menjadi yang tercepat menembus garis finis. 

Namun, pengukuran waktu dan kecepatan dilakukan ketika atlet melalui start, dan kesalahan paling umum dalam lari jarak pendek atau sprint mendahului start atau dikenal "false start."

Mendahului start merupakan suatu fenomena yang terjadi ketika seorang atlet mulai berlari sebelum pistol starter-nya berbunyi atau setelah berbunyi dalam reaksi waktu tertentu. Hal ini dapat mengakibatkan diskualifikasi dari perlombaan. 

Nah, SAC Indonesia kali akan membahas apa itu mendahului start (false start), peraturan yang mengatur start, dan bagaimana atlet dapat menghindari kesalahan ini.

Baca Juga: 3 Atlet Atletik Dunia yang Pernah Melakukan False Start di Kejuaraan Global

Pengertian Mendahului Start (False Start)

Dalam lari jarak pendek, start yang salah terjadi ketika seorang atlet melakukan suatu gerakan yang dianggap sebagai reaksi terhadap pistol starter, sebelum meledak atau berbunyi. 

Start yang salah tidak hanya membuat atmosfer perlombaan menegangkan untuk para atlet tetapi juga dapat mengakibatkan diskualifikasi perlombaan dari pelaku false start. 

Peraturan World Athletics menetapkan bahwa setiap atlet yang melakukan kesalahan start akan didiskualifikasi dari perlombaan, dan tidak ada kesempatan kedua. Aturan keras ini diterapkan untuk memastikan bahwa semua atlet memulai perlombaan dengan sportif dan menghindari atlet yang memanfaatkan keuntungan ketika memulai start lebih awal.

Aturan Seputar Mendahului Start (False Start)

Definisi false start dalam peraturan World Athletics adalah setiap atlet yang “melakukan gerakan di start block atau di tempat lain di lapangan yang dinilai sebagai reaksi terhadap pistol start.” 

Petugas perlombaan, yang biasanya merupakan ofisial bersertifikat, bertanggung jawab untuk menentukan apakah telah terjadi kesalahan start. Setelah starter menentukan bahwa telah terjadi kesalahan start, mereka akan segera mendiskualifikasi atlet tersebut.

Baca Juga: Tiga Jenis Start dalam Olahraga Lari

"100 Milisecond-Rule"

“100 Milisecond-Rule” adalah pedoman umum yang digunakan dalam lari cepat untuk menentukan apakah telah terjadi false start. Menurut aturan ini, setiap atlet yang bereaksi dalam waktu 100 milidetik setelah pistol ditembakkan dianggap melakukan false start.

Hal ini karena waktu reaksi fisiologis, yang kurang dari 100 milidetik, diyakini tidak mungkin terjadi, dan setiap gerakan yang dilakukan dalam jangka waktu tersebut kemungkinan besar merupakan hasil antisipasi, bukan reaksi terhadap senjata.

Aturan ini diterapkan untuk memastikan bahwa semua atlet memulai perlombaan dengan seimbang dan untuk mencegah keuntungan yang didapat dari start lebih awal.

Cara Menghindari False Start

Untuk menghindari false start, atlet harus tetap tenang dan fokus pada tembakan starter. Salah satu cara untuk menghindari false start adalah dengan berlatih bereaksi terhadap senjata starter selama latihan. Hal ini dapat membantu atlet mengembangkan kemampuan bereaksi cepat tanpa bergerak terlalu cepat.

Atlet juga harus menghindari gerakan tiba-tiba atau kegelisahan ketika tubuh mereka sudah berada di start block. Setiap gerakan yang dilakukan selama waktu ini dapat dianggap sebagai false start dan mendiskualifikasi atlet tersebut.

Selain berlatih dan tetap tenang, atlet juga bisa mendapatkan manfaat dari teknik visualisasi. Dengan memvisualisasikan diri mereka bereaksi terhadap tembakan starter dan berlari di lintasan, atlet dapat meningkatkan fokus mereka. Hal ini dapat membantu mereka menghindari gangguan dan tetap fokus pada tugas yang ada. (*)

Populer

Mengenal VO2 Max dan Cara Efektif Meningkatkannya
Cita-cita M. Fahril Wardanang: Bertemu Lalu Muhammad Zohri
Sanjungan Ketua PASI Yogyakarta untuk Energen Champion SAC Indonesia
Mengenal Tiga Gaya Tolak Peluru: Spin, O'Brien, dan Ortodoks
Sempat Enggan, Kini Lalu Zohri Jatuh Cinta dengan Atletik