Bagi banyak orang, Sir Mo Farah adalah pelari jarak jauh terhebat yang pernah ada.
Kehebatannya itu membuat Mo Farah berhasil mendapatkan 4 medali emas Olimpiade, 6 World Championships, dan 5 medali European Championships pada nomor lari jarak 5.000m dan 10.000m.
Mo Farah bahkan disebut sebagai salah satu pelari yang tak pernah kalah. Strateginya selalu muncul di lap terakhir karena keinginan kuatnya untuk menang. Banyak pelari dengan nama besar lainnya mati-matian menggunakan taktik tertentu untuk mengalahkannya. Tapi tak pernah berhasil.
Pada Olimpiade London 2012, Mo Farah bahkan menjadi salah satu atlet dari sedikit dunia yang memenangkan dua medali sekaligus.
Perjuangan Mo Farah untuk sampai di puncak kejayaan rupanya tak semudah dibayangkan. Menjadi imigran di Inggris, Mo Farah hampir tak pernah bisa berbahasa Inggris. Untungnya, potensi lari dalam dirinya diketahui oleh salah satu guru yang turut mendorongnya menggeluti dunia atletik.
Selain dikenal sebagai pelari jarak jauh. Mo Farah juga mencoba bersaing di lari maraton. Namun ia kesulitan melakukan perpindahan nomor ke maraton dan kembali fokus ke nomor lintasan. Mo Farah juga pernah gagal lolos ke kualifikasi Olimpiade Tokyo 2021.
Meskipun begitu, kehebatan Mo Farah sebagai pelari jarak jauh masih seru untuk ditelusuri. Berikut SAC Indonesia rangkum untukmu terkait dengan Sir Mo Farah.
Baca Juga: Eliud Kipchoge dan Sir Mo Farah Ucapkan Bela Sungkawa untuk Kelvin Kiptum
1. Kehidupan Awal
Somalia menjadi salah satu negara yang berada dalam keadaan kekacauan politik dan rawan kekerasan saat Mo Farah lahir. Itu juga yang menyebabkan Farah terpisah dari keluarganya.
Nama asli Mo Farah adalah Husein Abdi Kahin. Ayahnya terbunuh dalam sebuah perang saudara yang terjadi di Somalia sekitar 1987-1989. Kemudian, ia juga harus terpisah dari ibunya. Dalam beberapa waktu, Mo Farah menghabiskan masa kecil di Djibouti dan dibawa ke Inggris secara ilegal. Saat itulah nama "Mo Farah" diberikan kepadanya.
Di usia 8 tahun dan hampir tidak bisa berbahasa Inggris, Mo Farah tiba di London bersama beberapa keluarganya. Selama pergolakan, salah satu saudara laki-lakinya, Hassan, harus ditinggalkan karena kesehatannya cukup buruk.
Mo Farah mengalami kesulitan untuk beradaptasi di negara barunya. Bahkan tak memiliki keunggulan dalam bidang akademis. Untungnya, salah satu gurunya di Feltham Community College, Alan Watkinson, melihat bakat Mo Farah.
Pada usia 14 tahun, Farah dipilih untuk melakukan perjalanan ke tempat berlatih Olimpiade Inggris di Florida, sebuah perjalanan yang membantu memperkuat pilihan olahraga yang ingin ditekuni Farah.
Sekembalinya, Farah berhasil menjuarai kejuaraan cross country di sekolah-sekolah Inggris.
2. Awal Karier
Mo Farah debut di kejuaraan internasional pada 2001. Saat itu usianya masih 15 tahun dan berhasil memenangkan European Junior Championship untuk nomor 5000m di bawah bimbingan Alan Storey.
Setelah meninggalkan Feltham Community College, Farah mulai mengikuti pusat pelatihan ketahanan di Universitas St Mary di Twickenham. Pada 2005, ia pindah ke sebuah rumah yang juga ditempati oleh atlet Kenya yang berkompetisi di berbagai kompetisi Eropa. Ia banyak belajar untuk menjadi atlet kelas dunia.
Pada 2006 ia menjadi orang Inggris tercepat kedua untuk nomor 5000m setelah Dave Moorcroft. Serta meraih medali perak di European Championships untuk nomor yang sama.
Secara bertahap, dunia mengenal Mo Farah dengan penampilannya di World Championships 2007 di Osaka, Jepang. Saat itu, ia berada di peringkat ke-6 dalam nomor 5000m. Ia kemudian bersaing ke Olimpiade Beijing pada 2008, namun gagal lolos ke final.
Mo Farah pernah menghabiskan waktu berlatih di Afrika dan terus mengalami kemajuan. Pada World Championships 2009, ia menjadi atlet Eropa terbaik yang menempati posisi ke-7 di final nomor 5.000m.
Titik balik karier Mo Farah terjadi di European Championships pada 2010 ketika meraih emas di nomor 5.000m dan 10.000m, dan menjadi orang kelima yang meraih medali tersebut. prestasi dalam sejarah kompetisi.
3. Tahun Terbaik
Antara tahun 2012 dan 2016, Mo Farah memimpin berbagai kejuaraan yang memiliki perlombaan lari jarak jauh. Ia menjadi sebagai salah satu pelari jarak jauh kompetisi terhebat sepanjang masa.
Mo Farah juga turun di Olimpiade London pada 2012. Ia memenangkan emas di nomor 10.000m dan 5.000m.
Pada tahun 2013 Mo Farah memecahkan rekor Eropa 1500m di Monaco. Dengan melakukan hal tersebut ia juga mematahkan rekor di nomor yang sama, yang sebelumnya dipegang Steve Cram, di Inggris yang telah bertahan selama 28 tahun.
Pada 2015, Mo Farah berhasil mempertahankan gelar World Championships-nya, dan kembali memenangkan medali emas pada nomor 5.000m dan 10.000m di Beijing. Farah berada di puncak karier atletiknya dengan memenangkan berbagai Olimpiade.
Di Olimpiade Rio 2016, Mo Farah memecahkan rekor Inggris 3000m yang telah lama dipegang Dave Moorcroft. Ia kemudian menjadi orang pertama yang menang di kedua jarak dalam dua Olimpiade berturut-turut sejak Lasse Viren dari Finlandia pada 1972 dan 1976. (*)