Sejarah Timnas Atletik Indonesia di SEA Games

| Penulis : 

Atletik bukan hanya menjadi cabang olahraga populer di level nasional. Melainkan juga salah satu nomor unggulan di wilayah kawasan Asia Tenggara. Atletik juga menjadi cabor yang tampil ketika tim Indonesia debut di SEA Games, Kuala Lumpur pada 1977. Keikutsertaan Indonesia dalam kompetisi olahraga terbesar di Asia Tenggara itu berakhir dengan mengejutkan. 

Menjadi Juara Umum di SEA Games 1977, SEA Games Pertama Indonesia

Debut di SEA Games Kuala Lumpur tahun 1977, Indonesia keluar sebagai juara umum. Berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, acara tersebut berlangsung pada 19-26 November 1977. Indonesia membawa pulang total 137 medali. Sebanyak 62 di antaranya adalah medali emas, 41 medali perak dan 37 medali perunggu. 

Saat itu, kedudukan Indonesia mengalahkan Thailand, yang hanya membawa pulang 105 medali. Gelar Thailand sebagai raja SEA Games saat itu harus berhenti, karena Indonesia mendominasi perolehan medali sejak pertandingan dimulai. 

Atletik menjadi salah satu cabor yang menyumbangkan 18 medali untuk Indonesia di penyelenggaraan SEA Games Kuala Lumpur 1977. Usman Effendi berhasil meraih juara tolak peluru putra. Saat itu, ia berhasil mencatatkan tolakan sejauh 14,49 meter. Sementara itu, di nomor bergengsi 100m putri, Carolina Rieuwpassa berhasil meraih emas dengan 12,22 detik. 

Baca Juga: Deretan Prestasi Atletik Indonesia di Kancah Internasional

Jeffrey Matahelemual berhasil meraih perak di nomor 200m putra dengan perolehan waktu 21,90 detik. Sedangkan Mudjiono menyabet perak di nomor 400m putra. Di sektor putri, Lelyana Tjandra Wijaya berhasil menyabet perak di nomor 3.000m. Dan Tan Siu Chen sukses meraih perak di perlombaan Marathon. 

Sejak SEA Games Kuala Lumpur 1977, Indonesia selalu memimpin perolehan medali dan menjadi juara umum, hingga akhirnya sosok Mardi Lestari muncul. 

Baca Juga: Sejarah Atletik di Indonesia

Era Mardi Lestari Dimulai pada SEA Games Jakarta 1987

Setelah unggul sejak debut di SEA Games Kuala Lumpur 1977 dimulai, Jakarta, sebagai Ibu Kota Indonesia saat itu, beberapa kali menjadi tuan rumah Pesta Olahraga Asia Tenggara. Di waktu tersebut lah, prestasi atletik Indonesia semakin mentereng. 

Terbukti, pada SEA Games Jakarta 1987, Indonesia memimpin perolehan medali khusus untuk cabang olahraga atletik. Indonesia menyabet 49 medali di cabor atletik. Di antaranya, 17 medali emas, 13 medali perak dan 19 medali perunggu. Nomor-nomor lapangan seperti, tolak peluru, lempar lembing, lompat jauh, dikuasai oleh Kontingen Garuda. 

Mardi Lestari, yang saat itu masih memulai kariernya di level kompetisi internasional, meraih medali perak nomor 100m putra. Dirinya berhasil mencatatkan perolehan waktu 10,49 detik. 

SEA Games Kuala Lumpur 1989 menjadi pembuktian Mardi Lestari bisa naik kelas. Pria kelahiran, Binjai, Sumatra Utara tersebut berhasil menjuarai lari 100m putra waktu. Dan mempertahankan gelar tersebut di SEA Games 1991 dan 1993. Ia bahkan dijuluki manusia tercepat di Asia Tenggara. Catatan waktu terbaiknya adalah 10,20 detik

Baca Juga: 5 Sprinter Indonesia yang Mendunia

Era Suryo Agung Wibowo pada SEA Games 

Prestasi Indonesia sempat meredup di cabor atletik pada era SEA Games 2001-2005. Kebangkitan dimulai pada SEA Games Nakon Ratchasima tahun 2007. Suryo Agung Wibowo, sprinter andalan Indonesia, meraih emas di nomor 100m putra dan 200m putra. Sayangnya, saat itu ia belum berhasil memecahkan rekor milik Mardi Lestari. 

Di tahun yang sama, Triyaningsih, pelari jarak jauh andalah Indonesia, menyabet juara di nomor 5.000m dan 10.000m. Sementara Dedeh Erawati sukses unggul di 100m lari gawang. Dan Dwi Ratnawati sukses menyabet juara di nomor lempar cakram. 

Suryo Agung Wibowo kembali ke lintasan SEA Games pada 2009. Saat itu, ia memecahkan rekor SEA Games dengan catatan waktu 10,17 detik. Rekor yang masih dipegangnya hingga saat ini. Di SEA Games yang sama, Agus Prayogo berhasil meraih medali emas di nomor 10.000m putra dengan waktu 29 menit 51,40 detik. Sementara di sektor putri ada Triyaningsih dengan catatan waktu  32 menit 49,47 detik. 

Baca Juga: Sejarah Timnas Atletik Indonesia di Olimpiade

SEA Games Kamboja 2023 Era Baru Atletik Indonesia

Tim atletik Indonesia sukses membawa total 19 medali emas dalam gelaran SEA Games 2023 di Kamboja. Dengan pembagian 7 medali emas, 3 medali perak dan 9 medali perunggu. 

Perolehan ini juga menjadikan atletik sebagai cabang olahraga yang memiliki medali terbanyak ketiga, serta menjadi cabor perolehan medali emas terbanyak kedua bagi kontingen Indonesia di belakang Pencak Silat yang telah membukukan 9 medali emas.

Tujuh perolehan medali emas itu terdiri dari Agus Prayogo untuk nomor lari maraton, Odekta E Naibaho untuk lari maraton, Hendro Yap dalam 20 kilometer jalan cepat, Abdul Hafiz untuk lempar lembing, estafet 4x100 meter putra, Maria Natalia Londa untuk lompat jauh, Rikki M Simbolon untuk 10.000 meter. 

Sementara, untuk perolehan medali perak terdiri dari Violine Intan P dalam 20 kilometer jalan cepat putri, Maria Natalia Londa untuk lompat jangkit putri, Eki Febri Ekawati untuk tolak peluru putri. 

Sedangkan perolehan medali perunggu masing-masing, Odekta E. Naibaho untuk 10.000 meter, Pandu Sukarya untuk 3000 meter Steeplechase, Dina Aulia untuk 100 meter lari gawang, Sapwaturrahman untuk lompat jauh putra, Robi Syianturi untuk lari 5000 meter, Wahyudi Putra untuk 1.500 meter, Odekta Elvira Naibaho untuk 5000 meter, Agustinus Ndiken untuk nomor lempar lembing. (*)

Populer

Tiga Jenis Start dalam Olahraga Lari
Lempar Cakram: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar, Aturan dan Manfaat
Lari Jarak Menengah: Pengertian, Sejarah, Teknik Dasar dan Manfaat
Pengertian, Sejarah, dan Jenis Cabang Atletik
Apa Itu Pace dalam Olahraga Lari?