Potret Dita Dwi Rizky Ayu saat memenangkan lomba lari di Sumbawa

Tak sedikit atlet senior cabang olahraga atletik yang memulai kariernya dari kompetisi antarpelajar. Bahkan. Bakat mereka ditemukan langsung oleh sang guru. Lalu Muhammad Zohri, misalnya. Talenta sprinter asal Lombok Utara yang sudah mendunia itu diketahui oleh pengajar olahraganya saat masih SMP.

Saat ini, sekolah dianggap sebagai salah satu level paling penting untuk menemukan calon atlet baru. Terutama cabor atletik. Disebut sebagai mother of sports, hampir semua lembaga pendidikan memiliki pelajaran olahraga atletik. Tetapi, tak semua sekolah mampu menyediakan wadah serta dukungan pada muridnya untuk terjun ke dunia atletik. 

SMAN 2 Kota Bima menjadi salah satu sekolah yang selalu mendorong siswanya untuk terus maju. Khususnya pada atletik. Pihak SMAN 2 Kota Bima bahkan mengajarkan sprint (lari jarak pendek), middle distance (lari jarak menengah), lari jarak jauh, hingga long jump (lompat jauh) sebagai pelajaran olahraga wajib. 

SMAN 2 Kota Bima juga getol mendorong anak didiknya mengikuti event cabor atletik. Baik seleksi maupun kompetisi. Tingkatnya juga beragam. Misalnya, Kejuaraan Atletik Jawa Tengah Open 2022, seleksi Kejuaraan Nasional Atletik tahun 2022 di Kota Mataram dan seleksi atletik pelajar untuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov). 

"Salah satu cara yang dilakukan oleh sekolah agar anak-anak semangat untuk mengikuti seleksi dan kejuaraan itu biasanya dengan apresiasi pembebasan uang sekolah. Selain itu ada juga bentuk penghargaan yang diberikan ketika upacara sekolah berlangsung. Sehingga anak-anak yang lain bisa termotivasi," ujar H. Eddy Salkam, S.Pd, Kepala SMAN 2 Kota Bima.

Memiliki segudang stok atlet dan sering menjuarai kompetisi atletik, SMAN 2 Kota Bima menjadi satu-satunya sekolah pusat pelatihan olahraga prestasi di Kota Bima. Beberapa siswanya juga mengenyam pembinaan di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP). 

Pada 2013, SMAN 2 Kota Bima memberangkatkan tiga siswa untuk mengikuti Kejuaraan Nasional Atletik nomor 100 meter, 200 meter dan 400 meter. Disusul pada 2015, siswa SMAN 2 Kota Bima memenangkan medali perak atletik lari jarak jauh 10 kilometer di Kejuaraan Daerah Atletik atas nama Feri Ardiansyah. 

Dita Dwi Rizky Ayu bersama dengan Gubernur NTB, Zulkifeflimansyah

Bahkan, SMANDU -julukan SMAN 2 Kota Bima- menutup tahun 2021 juga dengan prestasi di bidang olahraga. Mereka memborong medali pada kejuaraan atletik pelajar Dandim Cup 2021. Salah satunya diraih oleh Dita Dwi Rizky Ayu Lestari untuk lari jarak menengah (middle distance) 800 meter. Dita -panggilannya- juga mengikuti event SAC Indonesia di nomor yang sama.

Babak kualifikasi SAC Indonesia akan digelar di Mataram. Yang berjarak 440 kilometer dari Bima. Dita mengaku akan menempuh perjalanan selama 12 jam melalui darat untuk sampai ke lokasi kompetisi. Tetapi ia tak peduli dengan lelahnya perjalanan. Berbekal tekad untuk mewakili nama sekolah dan bentuk apresiasi diri, remaja yang duduk di kelas XII itu tetap akan dengan senang hati melakukannya. 

“Sekolah mendukung Dita dengan memberikan bantuan akomodasi dan transportasi. Kebetulan sekolah sangat memperhatikan bidang olahraga juga,” kata Dita, yang juga meraih juara 1 dalam lari maraton 10k di Sumbawa tahun ini. “Kemarin sekolah juga menawarkan untuk menjadi tim ofisial, tetapi Dita memilih pelatih sendiri karena lebih mudah untuk melakukan komunikasi," imbuhnya.

Nantinya, Dita mewakili SMAN 2 Kota Bima akan bersaing dengan sekolah lain yang tercakup dalam regional qualifiers Bali-Nusa Tenggara di SAC Indonesia. Ia berharap bisa membanggakan nama sekolahnya sekali lagi. Siswi yang bercita-cita melanjutkan pendidikan di Universitas Negeri Jakarta itu berharap cabor atletik juga semakin dikenal di Indonesia. (*)

  RELATED ARTICLES