Tes antopometri dalam kejuaraan pelajar terbesar di Indonesia, SAC Indonesia

Antropometri adalah studi tentang pengukuran tubuh manusia. Pada dasarnya, antropometri digunakan untuk membantu ilmuwan, ahli fisik, pegiat olahraga hingga antropolog memahami variasi fisik manusia. Antropometri berguna untuk beragam aplikasi, memberikan semacam garis dasar untuk pengukuran tubuh manusia. 

Dalam dunia olahraga, antropometri berguna untuk melihat potensi fisik seseorang. Misalnya, di dunia olahraga atletik, antropometri akan menyediakan data atlet dan kecocokan mereka di nomor tertentu. Apabila panjang tungkainya baik, maka atlet tersebut berpotensi besar di nomor lari. Apabila panjang lengan atlet tersebut sempurna, maka ia kemungkinan cocok di nomor lempar. 

Namun, antopometri biasanya kurang dikenal di kalangan masyarakat umum. Berikut SAC Indonesia ulas terkait tes antopometri: 

Sejarah Antopometri

Sejarah tentang antropometri memiliki penerapan yang tak lazim di masa lalu. Pada abad ke-18, para peneliti menggunakan antropometri untuk menganalisis karakteristik wajah dan ukuran kepala. Ini bertujuan untuk memprediksi kemungkinan seseorang cenderung melakukan kejahatan. Padahal, hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung penerapan ini.

Di era modern, antropometri memiliki penerapan yang lebih praktis, khususnya di bidang penelitian genetika dan ergonomi tempat kerja. Antropometri juga memberikan wawasan tentang studi fosil manusia dan dapat membantu ahli paleontologi lebih memahami proses evolusi.

Antopometri di Dunia Olahraga

Tes antropometri meliputi pengukuran ukuran tubuh, struktur, dan komposisi. Ada berbagai macam bentuk dan komposisi tubuh ideal, tergantung pada olahraga, posisi bermain, dan tingkat kebugaran.

Bagi banyak olahraga, memiliki keunggulan di bagian tubuh tertentu dalam beberapa aspek merupakan suatu keuntungan. Baik pendek, tinggi, berat, atau ringan. Dalam hal komposisi tubuh, seorang atlet mungkin ingin memiliki keunggulan di bagian tubuh apa pun. Karena keuntungan ini bisa sangat besar untuk performa mereka di lapangan.

Pengukuran tubuh yang umum digunakan dalam antropometri meliputi tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh (atau BMI). Di dunia olahraga, mempelajari pengukuran ini pada manusia memiliki dampak yang besar. Peneliti dapat mengkategorikan seorang atlet secara spesifik ke olahraga tertentu. 

Baca Juga: Energen Champion SAC Indonesia Hadirkan Tes Antropometri, Ini Fungsinya!

Antopometri di Cabang Olahraga Atletik

Penduduk di dunia memiliki ukuran tubuh yang berbeda. Biasanya, masyarakat awam akan mengelompokkan hal tersebut berdasarkan tempat tinggal. Itulah kenapa atlet negara tertentu biasanya unggul di olaharaga tertentu. Misalnya, orang-orang Eropa terkenal unggul di nomor lempar. Ini karena lengan mereka lebih unggul dibanding orang-orang Asia. Sementara orang-orang Afrika maupun Amerika Tengah unggul di nomor lari karena keunggulan panjang tungkai kaki. 

Di Indonesia, pengukuran antropometri juga umum digunakan untuk melihat potensi dan perkembangan seorang atlet. Pasalnya, fisik tubuh seseorang mempengaruhi cara bermain dan performanya di lapangan. Terutama jika atlet tersebut harus diperlombakan dalam kompetisi internasional. 

Apa Saja yang Akan Diukur dalam Antopometri?

Tinggi 

Dalam mengukur tinggi badan, seorang atlet akan diukur tinggi badannya secara manual. Biasanya ini menggunakan cara di mana atlet diminta berdiri lebih dekat ke dinding dengan posisi badan tegak, tumit rapat dan kepala agak terangkat.

Berat

Pengukuran berat badan tubuh biasanya menggunakan timbangan berat badan dan dinyatakan dalam satuan kilogram. Berat badan tentunya menjadi salah satu faktor penting untuk menentukan kesiapan dan performa atlet saat berlomba. 

Lengan dan Tungkai

Panjang lengan diukur dari ujung kepala lengan sampai ke ujung tengah. Panjang tungkai meliputi panjang tulang pembentuk tungkai atas dan bawah. Tulang-tulang tersebut adalah tulang paha tulang lutut, tulang kering, tulang betis dan tulang pergelangan kaki. (*)

  RELATED ARTICLES