Parry O’Brien adalah seorang atlet tolak peluru legendaris. Selama kariernya, ia memecahkan sederet rekor bergengsi. Atlet ini juga merupakan sosok yang menciptakan gaya O’Brien dalam tolak peluru. Gaya tersebut kemudian diadopsi oleh seluruh atlet tolak peluru.
Tolak peluru merupakan salah satu nomor yang dikompetisikan dalam Energen Champion Student Athletics Championships (SAC) Indonesia. Nomor ini dapat diikuti oleh peserta SMP baik putra dan putri. Juga jenjang SMA baik putra dan putri.
Gaya O’Brien tentu tak jarang dibawakan oleh para peserta SAC. Tercatat seluruh peserta yang memegang rekor tolak peluru dalam Energen Champion SAC Indonesia menggunakan gaya O’Brien. Mereka adalah Bayanillah dan Salsyabila Aprilianti. Simak informasi mengenai sosok pencetus gaya O’Brien berikut ini.
Biografi
Parry O’Brien bernama lengkap William Parry O’Brien. Ia lahir pada 28 Januari 1932 di Santa Monica, California, Amerika Serikat. Ia mulai menekuni tolak peluru saat SMA. Namun, saat itu ia juga pemain sepak bola dan pelari. Pada 1948, ia mengharumkan nama sekolahnya berkat prestasinya di sepak bola.
O’Brien berhasil mendapatkan beasiswa kuliah sepak bola di University of Southern California (USC). Sayangnya, di tahun pertama kuliahnya, ia mengalami cedera karena ditendang di perut oleh seseorang saat latihan sepak bola. Akibat kejadian itu, minatnya di sepak bola menurun drastis.
O’Brien akhirnya lebih aktif di nomor lintasan dan lapangan. Ia dikenalkan oleh Wilbur Thompson, alumni USC yang memenangkan medali emas di Olimpiade London pada 1948. Thompson melihat potensi O’Brien dan memintanya untuk banting setir ke nomor lintasan dan lapangan. Beasiswa sepak bola yang didapatkan dialihkan ke nomor lintasan dan lapangan.
Menciptakan Gaya O'Brien
Resmi menekuni nomor lintasan dan lapangan, O’Brien giat berlatih untuk kompetisi-kompetisi internasional. Sayangnya, O’Brien dikalahkan oleh Otis Chandler dalam kompetisi Fresno Relays di tahun 1951. Ia sangat terpukul akan kekalahan tersebut dan memilih pulang ke kampung halamannya, Santa Monica.
Pukul tiga dini hari, O’Brien masih terjaga karena tak bisa tidur. Ia justru bereksperimen dengan teknik tolak peluru. Saat ayahnya datang untuk mengecek keadaan dirinya, O’Brien dengan bangga menyebut bahwa ia menemukan teknik tolak peluru yang membanggakan. Teorinya adalah semakin lama dorongan, semakin jauh tolakkan.
Teknik O’Brien dimulai dengan membelakangi area sasaran kemudian atlet akan berputar 180 derajat ke arah depan untuk menolakkan peluru. Di era O’Brien saat itu, teknik yang umum dipakai adalah atlet menghadap ke depan, berdiri dengan satu kaki, lalu mengayunkan kaki lain ke depan, dan menolakkan peluru.
Baca juga: Mengenal Tiga Gaya Tolak Peluru
Prestasi dan Warisan untuk Tolak Peluru
Teknik yang O’Brien temukan mengantarkannya pada sederet raihan bergengsi di nomor tolak peluru. Pada 1952, ia meraih medali emas di Olimpiade Helsinki dengan rekor tolakan 17,41 meter. Pada 1954, ia menjadi atlet tolak peluru pertama yang mencetak tolakan sejauh 18,42 meter. Pada 1956, ia kembali meraih emas di Olimpiade Melbourne. Ia meraih medali silver pada Olimpiade Roma di tahun 1960 dan menempati posisi keempat di Olimpiade Tokyo pada 1964.
Dalam jangka waktu Juli 1952 sampai Juni 1956, O’Brien menang berturut-turut sebanyak 116 kali. Dalam rentang waktu 1953 sampai 1959, ia memecahkan rekor dunia sebanyak 17 kali. Namun, hanya sepuluh di antaranya yang diresmikan.
O’Brien pensiun dari nomor tolak peluru pada 1966. Selama berkiprah sebagai atlet, ia juga belajar fisika, aerodinamika, yoga, hipnotis diri, dan ilmu lainnya untuk meningkatkan kemampuannya. Ia juga memutar kalimat-kalimat motivasi saat tidur agar motivasi tersebut masuk ke alam bawah sadarnya sebagai atlet. Ia juga memiliki karier yang sukses di dunia perbankan, properti, dan teknik sipil.
Semangat O’Brien dalam olahraga tak pernah luntur. Setelah merasa tolak peluru terlalu berat untuk fisiknya, O’Brien beralih ke kompetisi renang. Hingga akhir hidupnya, olahraga tetap menjadi bagian penting dalam dirinya. Pada 2007, O’Brien meninggal dunia karena serangan jantung saat ia berkompetisi di lomba renang gaya bebas 500 yard di Santa Clarita. Saat itu ia telah berusia 75 tahun.(*)