Lontar Martil adalah olahraga yang mengutamakan kekuatan, keseimbangan, dan proyeksi. Cara kerja lontar martil adalah seorang atlet wajib mengayunkan bola logam dan melemparkannya sejauh mungkin. Di dunia olahraga, lontar martil merupakan salah satu nomor yang populer dalam cabang olahraga atletik.
Biasanya, atlet harus memutar terlebih dahulu bola tersebut di udara dengan bantuan kawat atau tali yang melekat padanya. Olahraga ini dimainkan untuk kategori putra dan putri. Demi keselamatan penonton, para atlet biasanya tampil di dalam ruangan semi tertutup.
Jika kamu ingin mendalami lontar martil dan membutuhkan beberapa pedoman untuk memahami teknik lontar martil, berikut adalah penjelasan tekniknya dari SAC Indonesia:
The Grip (teknik memegang)
Memegang tali atau kawat bola besi untuk lontar martil pada dasarnya dilakukan di tangan kiri untuk hander kiri dan di tangan kanan untuk hander kanan. Untuk melindungi telapak tangan dari cedera mekanis, sarung tangan biasanya disediakan oleh panitia kompetisi. Memegang tali dalam hal ini ditempatkan di antara sendi jari kedua dan ketiga. Di atas tangan kiri, diletakkan tangan kanan. Itu harus ditempatkan di dalam pegangan.
Baca Juga: Lontar Martil: Pengertian, Sejarah, Teknik, Aturan dan Manfaat
The Swing (teknik mengayunkan)
Pertama, atlet harus berdiri di titik paling belakang lingkaran. Secara teknis, ini akan menempatkan atlet pada posisi jam 12. Kaki juga harus sejajar dengan tanah dan punggung harus menghadap ke arah lempar. Arah lempar adalah jam 6. Untuk meningkatkan momentum lemparan, gunakan ayunan awal.
Pada umumnya seorang atlet menggunakan dua ayunan. Namun, tidak ada batasan berapa jumlah ayunan yang bisa digunakan. Ayunan harus dimulai dari belakang badan sebelah kanan. Kemudian, ayunkan ke atas kepala. Melalui tindakan ini, titik terendah palu akan terletak pada posisi jam 12 dan ujungnya pada posisi jam 6 tubuh atlet.
Baca Juga: 10 Atlet Lontar Martil Terbaik di Dunia
The Entry (bersiap untuk melontarkan martil)
Sesaat setelah mengayun, atlet memasuki fase berputar. Posisi palu berada tepat di depan pelempar dan putaran titik terendah dimulai. Dorongan palu terjadi ke kiri dan belokan dimulai. Beberapa posisi tubuh yang harus diperhatikan dalam kondisi ini adalah bahu harus rileks, pergerakan kepala harus pasif, jaga pinggul dan lutut tetap fleksibel dan kaki harus tetap bersentuhan dengan lingkaran.
The Turns (teknik putaran)
Ini adalah serangkaian gerakan yang dilakukan untuk meningkatkan kecepatan palu. Umumnya, atlet akan melakukan 34 putaran. Tetapi seorang atlet juga dapat melakukan lebih banyak putaran. Namun, salah satu aspek penting yang harus diperhatikan di sini adalah keseimbangan tubuh. Cengkeraman kuat kedua kaki di atas tanah dan gerakan bertahap membantu proses berputar. (*)