Apakah Faktor Genetik Mempengaruhi Performa Atletik?

| Penulis : 

Bukan hal baru bahwa atlet di negara tertentu biasanya menguasai cabang olahraga tertentu juga. Untuk atletik misalnya, Jamaika unggul dalam lari jarak pendek. Sementara Kenya biasanya unggul dalam lari maraton. Namun, dengan para atlet tersebut berasal dari negara dan keturunan yang sama, kira-kira apakah faktor genetik mempengaruhi perfoma atletik? 

Menurut pubulikasi dari U.S Department of Health and Human Services, performa atletik dipengaruhi oleh banyak hal. Termasuk oleh faktor genetik dan lingkungan. Banyak elemen bawaan lahir yang membantu menentukan kemampuan atletik seseorang. Terutama kekuatan otot yang digunakan untuk bergerak (otot rangka) dan jenis serat dominan yang menyusunnya. 

Otot rangka terdiri dari dua jenis serat otot: serat berkedut lambat dan serat berkedut cepat. Serat otot yang berkedut lambat berkontraksi perlahan tetapi dapat bekerja dalam waktu lama. Serat ini memungkinkan aktivitas ketahanan seperti lari jarak jauh. Serat otot yang berkedut cepat berkontraksi dengan cepat tetapi mudah melelahkan. Serat ini bagus untuk lari cepat dan aktivitas lain yang membutuhkan tenaga atau kekuatan. 

Ciri-ciri lain yang terkait dengan performa atletik selain serat otot adalah jumlah maksimum oksigen yang dapat diberikan tubuh ke jaringannya (kapasitas aerobik), massa otot, tinggi badan, kelenturan, koordinasi, kemampuan intelektual, dan kepribadian.

Mengenal Gen ACTN3 dan ACE

Gen ACTN3 dan ACE merupakan gen yang ditemukan dapat meningkatkan kinerja atletik. Khususnya gen ini dapat mempengaruhi konstruksi dan fungsi otot. Gen ini juga diduga dapat meningkatkan massa otot, jenis serat otot, dan seberapa baik tubuh membakar kalori saat berolahraga. 

Dua varian gen tersebut juga beberapa gen yang diteliti diduga terkait dengan kontraksi otot, serat kedutan cepat dan serat kedutan lambat. Kedua gen tersebut biasanya ditemukan dalam pelari jarak pendek dan pelari jarak jauh. 

Fungsi Gen ACTN3 dan ACE

Gen yang paling banyak dipelajari terkait dengan kinerja atletik adalah ACTN3 dan ACE. Gen-gen ini memengaruhi jenis serat yang membentuk otot dan dikaitkan dengan performa kekuatan dan daya tahan. 

Gen ACTN3 merupakan sebuah gen yang bekerja untuk membuat protein yang disebut alpha (α)-actinin-3. Protein tersebut sebagian besar ditemukan pada serat otot berkedut cepat. 

Pola genetik  tersebut disebut 577RR. Pola ini dikaitkan dengan proporsi serat kedutan cepat yang tinggi dan biasanya ditemukan pada atlet yang mengandalkan kekuatan atau kecepatan, seperti pelari jarak pendek.

Sementara itu, ada juga varian dalam gen ACTN3, yang disebut R577X dan mengarah pada produksi protein α-actinin-3 pendek yang tidak normal yang dengan cepat dipecah. 

Beberapa orang memiliki varian ini. Pola genetik (genotipe) ini disebut sebagai 577XX. Tapi orang-orang ini sama sekali tidak memiliki α-actinin-3, yang tampaknya mengurangi proporsi serat otot berkedut cepat dan meningkatkan proporsi serat berkedut lambat dalam tubuh. 

Beberapa penelitian telah menemukan bahwa genotipe 577XX ditemukan dalam banyak atlet endurance (misalnya, pengendara sepeda dan pelari jarak jauh) daripada populasi umum. 

Penelitian Terhadap Atlet Jamaika 

Menurut Performance Lab of California, ada penelitian dari University of Glasgow yang mengatakan bahwa gen ACTN3 ditemukan di lebih dari 70 persen orang yang tinggal di Jamaika. Gen ini diketahui menghasilkan protein yang dapat meningkatkan performa untuk sprint.

Gen ini mengkodekan instruksi untuk membuat protein yang disebut alpha-actinin-3, dan membantu otot fast-twitch menghasilkan kontraksi berulang yang kuat. Pelari cepat Jamaika memiliki proporsi serat otot fast-twitch yang tinggi yang menghasilkan energi dari gula tubuh daripada oksigen, dan bagus untuk aktivitas singkat dan intens. 

Selain Gen ACTN3, Performance Lab of California juga mengatakan banyak atlet Olimpiade Jamaika juga memiliki jantung yang lebih besar dari rata-rata yang mampu memompa darah beroksigen tinggi ke otot mereka dengan kecepatan tinggi. Ini memberi mereka kemampuan untuk mempertahankan kecepatan tinggi untuk waktu yang lama. (*)

Populer

Cara Mengonsumsi Energen untuk Diet
Mengenal PASI, Induk Organisasi Atletik di Indonesia
Tolak Peluru: Pengertian, Sejarah, Teknik, Aturan dan Manfaat
Lari Maraton: Pengertian, Sejarah, Teknik dan Manfaat
Wakil SMAN 1 Ciruas Sukses Revans di Lompat Jauh Putra Jakarta Banten Qualifiers