Photo by SAC Indonesia

Istilah doping dalam olahraga digunakan pada kondisi ketika atlet mengonsumsi zat terlarang untuk meningkatkan performanya di kompetisi olahraga. Artinya, seorang atlet yang melakukan doping dapat berlari lebih cepat atau lebih kuat dari atlet yang tidak memakai doping. Tapi kenapa doping sangat dilarang di dunia olahraga khususnya atletik?

Aktivitas olahraga pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesehatan. Namun zat terlarang justru dapat menimbulkan masalah kesehatan serius. Zat yang dipakai untuk doping memiliki efek samping yang berbahaya dan tahan lama. 

Doping dapat bermasalah untuk kardiovaskular. Sehingga menimbulkan detak jantung tidak teratur, tekanan darah tinggi, serangan jantung, kematian mendadak. Aktivitas terlarang ini juga dapat menyerang sistem saraf pusat. Yang menyebabkan insomnia, kecemasan, depresi, perilaku agresif, sakit kepala, kecanduan, tremor, pusing hingga stroke.

Baca Juga: Mengenal Doping Teknologi

Masalah kedua lebih merujuk pada perilaku moral. Zat terlarang ini digunakan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak adil atau perolehan dengan kecurangan. Sehingga, melakukan doping dapat merendahkan semangat persaingan.

Jenis-Jenis Doping

Narkotika

Narkotika adalah jenis obat yang digunakan sebagai doping dalam olahraga. Obat ini disuntikkan ke dalam aliran darah, otot, atau di bawah kulit manusia. Narkotika juga dapat ditelan. Obat ini ilegal, kecuali jika diresepkan oleh profesional berlisensi. 

Narkotika dapat mengurangi, menghilangkan, dan menyembunyikan rasa sakit. Contoh narkotika adalah morfin dan metadon. Narkotika menurunkan denyut jantung, menyebabkan mual, dan muntah. 

Obat ini merupakan senyawa kombinasi (ASA [Aspirin] dan oksikodon atau kodein) yang juga digunakan untuk mengatasi peradangan sedang. Narkotika dapat dikonsumsi dengan cara disuntikkan menggunakan jarum. 

Biasanya, narkotika digunakan dalam olahraga di mana atlet tidak memiliki banyak waktu pemulihan di antara pertandingan. Olahraga seperti sepak bola dan hoki adalah contoh olahraga yang sering digunakan oleh atlet.

Steroids

Ada jenis doping yang terkenal di cabang olahraga yang disebut steroid anabolik-androgenik. Steroids adalah sekelompok senyawa kuat yang secara kimiawi terkait dengan testosteron. Tujuan awal steroid adalah untuk membantu mengatasi berbagai penyakit. Obat ini dikembangkan pada 1930-an. 

Efek steroid pada tubuh seseorang adalah membantu menciptakan lebih banyak hormon di dalam tubuh. 

Obat ini sangat bermanfaat bagi orang yang secara alami tidak dapat memproduksi cukup hormon di dalam tubuh mereka. Steroid mengurangi pembengkakan, nyeri, dan gejala peradangan lainnya. Steroid alami dengan efek anabolik dapat digunakan secara medis untuk membangun massa otot. 

Blood Doping

Doping darah (Blood Doping) adalah jenis doping yang sangat intens. Alasan doping darah adalah untuk meningkatkan massa sel darah merah dan dengan demikian memberikan lebih banyak oksigen ke otot. Prosedur doping darah dimulai dengan mengambil satu hingga empat unit darah seseorang. 

Sel darah merah kemudian dipisahkan dan disimpan di tempat yang dingin. Darah kemudian diinfuskan kembali ke dalam tubuh sekitar seminggu sebelum pertandingan ketahanan tinggi atlet. 

Creatin

Creatin adalah bentuk doping yang lebih ringan dalam olahraga saat ini. Tidak seekstrem beberapa obat doping lainnya. Sebagian besar creatin di luar sana tidak ilegal. Creatin adalah senyawa yang dibuat di dalam tubuh kita. Kreatin dapat dikonsumsi sebagai suplemen makanan. 

Suplemen ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh, termasuk menyediakan energi tambahan untuk otot, menambah volume otot, menyangga penumpukan asam laktat, dan meningkatkan sintesis protein. Creatin dapat dikonsumsi dalam bentuk bubuk, permen karet, tablet, atau cairan.

Kecurangan dalam Atletik

Atletik telah dilanda banyak tuduhan kecurangan. The Sunday Times pernah mengungkap data besar yang menunjukkan tingkat kecurangan luar biasa oleh para atlet di kompetisi paling bergengsi di dunia.

Informasi tersebut didasarkan pada 12.000 tes terhadap lebih dari 5.000 atlet antara tahun 2001 dan 2012. Itu disebut kebocoran data tes darah terbesar dalam sejarah olahraga.

Data mengungkapkan bahwa lebih dari sepertiga medali di Olimpiade dan kejuaraan dunia dimenangkan oleh atlet yang memiliki hasil tes mencurigakan. Atlet Rusia mengantongi 415 tes abnormal, diikuti oleh Ukraina, Maroko, Spanyol, Kenya, Turki, dan lainnya.

Beberapa obat dilarang baik di dalam maupun di luar kompetisi karena sifatnya yang meningkatkan kinerja atlet di luar batas. Meskipun begitu, ada juga obat yang hanya dilarang di dalam kompetisi. Alasan  melarang suatu obat hanya di dalam kompetisi adalah karena kemampuannya untuk menutupi keberadaan obat terlarang yang berbeda selama pengujian.

Setiap organisasi memiliki daftar zat terlarang yang berbeda. Organisasi anti doping terbesar di dunia adalah WADA atau singkatan dari World Anti Doping Agency. WADA memiliki kode yang mengatur perihal penggunaan zat terlarang oleh berbagai organisasi di seluruh dunia. Termasuk Olimpiade dan Paralimpiade.

Sehingga, atlet yang mengikuti kompetisi tersebut tunduk di bawah aturan WADA dan setuju untuk melakukan tes doping. Dalam dunia atletik, tes doping juga menjadi salah satu faktor untuk menentukan dan mengesahkan rekor baru. (*)

  RELATED ARTICLES