Para-atletik adalah olahraga atletik yang dilakukan oleh penyandang disabilitas. Mirip seperti parasport pada umumnya. Para-atletik termasuk dalam olahraga terbesar di Paralympic Movement (Gerakan Paralimpiade) dalam hal jumlah atlet dan negara yang berpartisipasi.
Para-atletik adalah salah satu dari delapan olahraga yang termasuk dalam Paralympic Games pertama di Roma, Italia, pada tahun 1960. Sejak saat itu, para-atletik menjadi program olahraga resmi dan secara konsisten menarik penonton terbesar.
Saat ini World Para Athletics, di bawah pengawasan International Paralympic Comittee, berperan sebagai federasi internasional untuk olahraga tersebut dan berbasis di Bonn, Jerman.
Terbuka untuk atlet pria dan wanita di semua kelompok disabilitas yang memenuhi syarat, Para-atletik menawarkan berbagai peluang kompetisi. Termasuk Paralympic Games yang diadakan setiap empat tahun, World Championship dan World Junior Championship dua tahunan dan kejuaraan regional dua tahunan atau empat tahunan.
Dalam para-atletik, atlet bersaing sesuai dengan klasifikasi khusus olahraga mereka di setiap acara. Beberapa bersaing di kursi roda dan prosthesis. Sementara atlet tunanetra didukung oleh pemandu yang dapat melihat.
Untuk lebih meningkatkan jumlah atlet dengan kebutuhan dukungan tinggi yang berkompetisi dalam olahraga tersebut, nomor Race Running dimasukkan dalam ajang World Para Athletics sejak awal tahun 2018. Para-atletik sekarang dipraktikkan secara internasional oleh atlet di lebih dari 130 negara.
Kebutuhan dalam Para-atletik
Perlombaan Para-atletik juga membutuhkan peralatan olahraga khusus seperti, cakram, tolak peluru, dan lembing. Selain itu, Para atlet dapat menggunakan alat bantu tertentu sebagaimana ditentukan dalam aturan World Para Athletics Rules.
Kursi roda dianggap sebagai perlengkapan olahraga dalam acara lintasan dan lapangan, dan kursi roda balap cenderung sangat ringan dan aerodinamis.
Perangkat prosthesis dapat digunakan oleh orang dengan kaki diamputasi. World Para Athletics Rules mengharuskan penggunaan prosthesis kaki dalam acara lintasan, namun, penggunaan prostesis dalam acara lapangan bersifat opsional
Tali atau perangkat lain dapat digunakan oleh pelari dengan gangguan penglihatan untuk terhubung dengan pemandu mereka yang dapat melihat. Perangkat khusus juga dapat digunakan untuk menunjukkan start dalam nomor lompat, lempar area target dan masih banyak lagi.
Sejarah Para Atletik
Kompetisi para-atletik pertama diadakan pada tahun 1952. Ini jauh dari kompetisi dan sejarah atletik pertama ditemukan. Saat itu, beberapa atlet dengan cedera tulang belakang turut andil dalam kompetisi lempar lembing sebagai bagian dari Stoke Mandeville Games yang melayani veteran Perang Dunia II yang terluka.
Pada kompetisi Paralympics Roma 1960, kompetisi Para-atletik menampilkan 31 atlet (21 pria dan 10 wanita) dari 10 negara yang mengikuti 25 perlombaan. Nomor yang diperlombakan termasuk tolak peluru, lempar lembing, lempar lembing presisi, dan lempar tongkat.
Ada juga perebutan medali di pentathlon putra yang terdiri dari panahan, renang, lempar lembing, tolak peluru dan lempar klub. Italia menduduki puncak tabel medali dengan 32 medali. Maria Scutti memenangkan 11 medali untuk negara tuan rumah, termasuk sembilan medali emas.
Empat tahun kemudian di Paralympic di Tokyo 1964, program para-atletik diperluas menjadi 42 perlombaan medali. Balap kursi roda memulai debutnya di paralympic dengan acara lari cepat, slalom, dan estafet yang semuanya terbukti populer di kalangan penonton.
Menyusul pengenalan kursi roda balap khusus baru, jarak balapan diperpanjang melebihi 100 meter, termasuk 200 meter, 400 meter, 800 meter, dan 1.500 meter.
Di Paralympic Arnhem 1980, atlet dengan cerebral palsy bergabung dengan atlet yang diamputasi, tunanetra, dan cedera tulang belakang untuk pertama kalinya. Kemudian kompetisi maraton pertama diadakan di Paralympic 1984. Hingga saat ini, kompetisi para-atletik terus berkembang dengan berbagai kompetisi. (*)