Babak kualifikasi SAC Indonesia semakin dekat. Sebagai regional qualifiers pertama, jajaran sekolah di Bali dan Nusa Tenggara berlomba untuk mengirimkan putra-putri daerah terbaik. Dalam daftar sekolah yang sudah tercatat, tiga diantaranya berasal dari Kecamatan Mengwi, Badung, Bali. Mereka tentunya siap membidik prestasi di SAC Indonesia.
Adalah SDN 3 Mengwitani, SMPN 2 Mengwi dan SMK Pariwisata Mengwitani yang akan berjuang di lintasan nomor sprint. Perlu sahabat SAC Indonesia ketahui, ketiganya bukan sekolah sembarangan. Mereka sudah beberapa kali mencicipi rasanya berjuang di kejuaraan nasional.
SMK Pariwisata Mengwitani misalnya. Pernah menjuarai Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) tahun 2017 di Medan dan Bali. Mereka kemudian berprestasi lagi di O2SN Aceh tahun 2019. Sementara itu, SMPN 2 Mengwi dan SDN 3 Mengwitani pernah mengikuti kejuaraan Badung Open yang baru dilaksanakan Juni lalu.
Latihan bersama SDN 3 Mengwitani, SMPN 2 Mengwi dan SMK Pariwisata Mengwitani
Nantinya, masing-masing dari sekolah tersebut akan menurunkan satu jagoan di nomor sprint. Dan didampingi oleh satu guru yang sama, yaitu I Putu Gede Suka Sudana. Yang juga mendalami cabang olahraga atletik nomor middle distance (lari jarak menengah). Misi Putu Suka -panggilannya- dan anak didiknya begitu besar. Yakni meraih final di kompetisi SAC Indonesia.
“Untuk SMPN 2 Mengwi dan SMK Pariwisata Mengwitani memang rutin berlatih dengan baik. Terutama masa Covid-19 ini. Sayangnya, tidak ada event sebagai acuan. Walaupun kita mengadakan periodesasi pelatihan tiga bulan sekali tes. Maka dari itu saya antusias sekali karena ada SAC Indonesia,” ujar Putu Suka, pelatih ekstrakurikuler SMPN 2 Mengwi sekaligus guru Pendidikan Jasmani dan Olahraga di SMK Pariwisata Mengwitani.
Putu Suka juga ingin membuktikan. Kalau atletik bisa mendatangkan prestasi. Bukan hanya sepak bola saja. Meskipun ia juga menyadari kalau peminat atletik memang masih sedikit, ia percaya dengan kerja keras, atletik akan berjaya di Indonesia. Khususnya di Bali.
“Kita juga tidak mau bergerak setengah-setengah di bidang atletik. Harus totalitas. Kita bisa buktikan di kompetisi level nasional kita bisa juara. Meskipun membangun kesadaran banyak orang memang sulit. Saya juga aktif memberi saran ke orang tua. Kapan lagi ada SAC Indonesia, usianya dibatasi juga,” sambungnya.
Putu Suka juga blak-blakan mengapresiasi SAC Indonesia. Pasalnya, kompetisi ini memiliki regulasi tentang larangan untuk mengirimkan siswa Pusat Pendidikan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan sekolah olahraga. Membuat rasa optimisnya lebih membara.
Babak kualifikasi Bali-Nusa Tenggara akan digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada 30 September - 2 Oktober mendatang. Memang lokasinya cukup jauh dari Mengwi. Namun, Putu Suka dan anak didiknya sudah bertekad. Mereka akan berangkat dan berjuang bersama. Demi mengharumkan nama sekolah. Khususnya Provinsi Bali. (*)