SMAN 2 Mataram dikenal sebagai rumah para atlet nasional. Pasalnya, siswa bimbingan Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) di Nusa Tenggara Barat (NTB) selalu bersekolah di sini. Salah satunya adalah sprinter mendunia kebanggaan Indonesia, Lalu Muhammad Zohri.
Menurut salah satu guru di SMAN 2 Mataram, keberadaan siswa didikan PPLP punya pengaruh baik untuk siswa reguler lainnya. Terutama dalam prestasi di bidang non akademik. Misalnya, cabang olahraga atletik.
“Kalau atletik diajarkan berdasarkan kurikulum. Kalau ekstrakurikuler tidak ada. Tapi di SMAN 2 Kota Mataram banyak siswa PPLP yang sekolah. Jadi mereka ini punya pengaruh pada anak-anak yang reguler,” ujar Jalal Sumpono, guru olahraga di SMAN 2 Mataram.
Menurut Jalal, kompetisi atletik masih sedikit. Bahkan hampir tidak ada. Untuk itu, SMAN 2 Mataram berharap Student Athletics Championships (SAC) Indonesia bisa membangkitkan lagi semangat anak-anak untuk terjun di bidang atletik.
“Sebenarnya kita sudah mendengar SAC Indonesia ini dari sebulan yang lalu dan kami langsung membuat grup untuk seleksi. Tetapi ternyata hasil rapat, kita akan menyertakan banyak siswa sekaligus. Nah, awalnya kita mau seleksi tapi tak jadi, sehingga langsung saja kita bina lalu kita ikutkan ke kompetisi SAC itu,” sambung Jalal.
SAC Indonesia merupakan kompetisi atletik pelajar terbesar di Tanah Air. Event ini menjadi kolaborasi apik antara DBL Indonesia dan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI). SAC memang fokus diperuntukkan bagi siswa-siswi secara umum. Bukan hanya yang sudah berpengalaman mengikuti kompetisi atletik. Bukan juga untuk siswa PPLP.
“Kalau di kurikulum SMAN 2 Mataram anak-anak memang lebih dikenalkan ke lari. Mungkin SMAN 2 Mataram ini akan banyak mengikuti yang ke arah sprint, lari jarak menengah 1000 meter, sama lari estafet 4x100 meter. Kalau lompat jauh atau tolak peluru itu ada juga tapi tidak banyak,” terang Jalal.
Jalal berharap, SAC Indonesia punya kalender tetap. Ia mengatakan, “Mencari bibit itu tidak hanya dari PPLP, banyak juga sifatnya. Nah harapannya, kita dari SMAN 2 Mataram bisa mengikuti SAC Indonesia seterusnya.”
Sebenarnya, atletik juga sudah dikenal anak-anak di NTB secara sederhana. Bahkan di Lombok ada ajang tradisi sendiri untuk lomba lari. Setiap bulan puasa, di malam hari, anak-anak biasanya mengadakan lomba lari tanpa alas kaki.
“Sehingga nanti kalau sudah ada SAC ini bisa memancing sekolah-sekolah untuk mengadakan lomba-lomba secara internal,” pungkas Jalal. (*)