Atletik merupakan salah satu dari tiga cabang olahraga yang tampil ketika tim Indonesia melakukan debut di Olimpiade Helsinki, Finlandia pada 1952. Hanya tujuh tahun setelah deklarasi kemerdakaan Indonesia. Keikutsertaan Indonesia di kompetisi olahraga terbesar di dunia itu ingin membuktikan bahwa Tanah Air bangkit dari keterpurukan penjajahan.
Di Olimpiade tersebut, Indonesia mengirimkan tiga atlet putra dan menjadi salah satu tim terkecil di antara masifnya jumlah atlet negara lain. Jumlah tiga orang tersebut di antaranya adalah Maram Sudarmodjo di lompat tinggi putra, Thio Ging Hwie di angkat besi dan Habib Suharko yang bersaing di olahraga renang.
Keikutsertaan Indonesia di Olimpiade untuk pertama Kalinya tidak membawa hasil medali apapun. Catatan lompat tinggi Maram Sudarmodjo, yang menjadi satu-satunya delegasi di atletik, berada di urutan ke-20. Yang menjadi catatan terbaiknya saat itu. Sebagai informasi, satu tahun sebelum Olimpiade 1952, Maram menjadi wakil Indonesia di Asian Games India pada 1951.
Baca Juga: Sejarah Atletik di Indonesia
Indonesia Pada Olimpiade 1956, 1960, 1972 dan 1976
Indonesia kembali unjuk gigi dalam penyelenggaraan Olimpiade Melbourne pada 1956. Lebih baik dari sebelumnya, saat itu Indonesia mengirimkan sebanyak 22 atlet. Tiga di antaranya berlaga di atletik. Yang diwakili oleh Jalal Gozal untuk 100m putra, Maridjo Wirjodemedjo dan I Gusti Putu Okamona yang berlaga di lompat tinggi putra.
Pada tahun 1960, jumlah atlet yang dikirimkan untuk Olimpiade Roma untuk atletik menurun. Hanya satu orang yakni Johannes Gozal berlaga di nomor 100m putra. Namun, cabor yang diikuti oleh Indonesia di ajang Olimpiade semakin banyak. Misalnya, Indonesia mulai berlaga di anggar, balap sepeda, hingga tinju.
Indonesia pertama kalinya mengirimkan atlet atletik perempuan di Olimpiade pada Olimpiade Munchen tahun 1972. Saat itu, Carolina Rieuwpassa, atlet asal Makassar turun di dua nomor lintasan. Yakni 100m dan 200m. Ia juga berlaga di Olimpiade 1976 yang digelar di Montreal, Kanada.
Baca Juga: Deretan Prestasi Atletik Indonesia di Kancah Internasional
Prestasi Tertinggi Timnas Atletik Indonesia di Olimpiade 1984 dan 1988
Praestasi tertinggi timnas atletik Indonesia terjadi pada Olimpiade 1984 di Los Angeles, AS. Saat itu, Indonesia mengirimkan empat atlet putra di nomor lintasan. Purnomo Muhammad Yudhi, berlaga untuk 100m putra, dan berhasil maju ke semifinal. Ia bahkan bersaing dengan pelari hebat seperti Carl Lewis.
Saat itu, Purnomo juga memperkuat Tim Indonesia di nomor relay 4x100m putra. Bersama dengan Christian Nenepath, Johannes Kardiono dan Ernawan Witarsa. Tim relay 4x100m putra Indonesia saat itu juga lolos ke semifinal. Namun, gagal melaju ke final, dengan catatan waktu terbaik 40,37 detik.
Prestasi besar lainnya Indonesia adalah ketika legenda sprinter Tanah Air, Mardi Lestari, bersaing di Olimpiade Seoul tahun 1988. Mardi berhasil menembus semifinal Olimpiade di nomor 100m putra. Saat itu Mardi berhasil finis peringkat ketujuh dengan catatan waktu 10,39 detik.
Hingga saat ini, Mardi Lestari dikenal sebagai salah satu sprinter Indonesia dengan prestasi terbanyak. Yakni peraih medali emas di SEA Games 1989, 1991 dan 1993. Khusus di SEA Games 1989, ia mendapatkan dua medali emas, yakni di nomor 100m putra dan 200m putra.
Baca Juga: Sejarah Timnas Atletik Indonesia di SEA Games
Dari 14 edisi Olimpiade yang diikuti oleh tim atletik Indonesia hingga Olimpiade Tokyo pada 2020 lalu, tim atletik Indonesia telah mengirimkan sebanyak 31 atlet khusus di cabang olahraga atletik. (*)