Yudhistira Dwi Putra Ridhany saat latihan tolak peluru di SMPN 2 Banjarmasin
SMPN 2 Banjarmasin tak sabar untuk berlomba di Energen Champion Student Athletics Championships (SAC) Indonesia Kalimantan Qualifiers. Selain melakukan latihan tambahan, sekolah tersebut juga menyeleksi siswa. Bahkan menurunkan perwakilan di tiap-tiap nomor lomba. Mulai lari jarak pendek hingga tolak peluru.
“Anak-anak ini antusias banget. Sebenarnya ada 40 lebih siswa yang berminat ikut. Hanya saja aku seleksi dan pilih menjadi 15 orang terbaik. Kemudian anak-anak ini tiap sore latihan. Seminggu tiga sampai empat kali,” ujar Reynaldi Cakra Buana, S.Pd., guru olahraga di SMPN 2 Banjarmasin.
Beberapa siswa yang dibawa oleh Al, sapaan akrab Reynaldi, memang berkecimpung di atletik sejak lama. Namun ada juga yang mendalami olahraga permainan. Seperti basket dan futsal. Tetapi mereka ingin mengikuti kompetisi Energen Champion SAC Indonesia Kalimantan Qualifiers.
Adalah Yudhistira Dwi Putra Ridhany. Salah satu siswa SMPN 2 Banjarmasin yang mendalami basket. Bahkan sudah riwa-riwi di kompetisi milik DBL Indonesia. Saat Kalimantan Qualifiers besok, Yudhistira akan turun di nomor lapangan tolak peluru. Yang menurut Al tak jauh berbeda dengan basket. Karena menggunakan kekuatan lengan untuk mendorong pelurunya.
“Kalau di basket, dia (Yudhistira) kan latihannya shooting dan chest pass. Nah di tolak peluru juga mirip. Mengandalkan kekuatan tangan,” imbuh Al.
Selama latihan, Yudhistira mulai enjoy dengan tolak peluru. Bahkan menurutnya, teknik-teknik dalam tolak peluru tidak banyak seperti di basket yang harus dipelajari. “Basket dan tolak peluru punya kesulitan tersendiri. Tetapi menurut saya lebih mudah mempelajari tolak peluru,” ungkap Yudhistira.
Selain Yudhistira, ada peserta dari SMPN 2 Banjarmasin yang juga sudah mendalami jalan cepat. Ia adalah Elona Tio Sihotang. Namun di Energen Champion SAC Indonesia, ia mencoba nomor lari. “Buat yang jalan cepat juga intens latihan. Tetapi dia takut pola kecepatannya berubah untuk jalan cepatnya. Karena sudah terbiasa menggunakan teknik jalan cepat,” kata Al.
Meskipun begitu, Al sangat mengapresiasi semangat anak-anak didiknya. Apalagi yang mengikuti nomor lari. “Anak-anak senang sekali kalau masalah lari-larian. Kalau lari itu energi mereka tidak habis-habisnya,” sambung Al.
Al berharap, kompetisi atletik di Indonesia bisa mendapat perhatian lebih. Menurutnya perlombaan lari tak kalah seru dengan pertandingan sepak bola. “Yang ditampilkan di TV itu sepak bola terus. Harapannya, atletik juga bisa ditayangkan di TV. Padahal atletik itu sebetulnya ramai, asyik bener,” pungkasnya.
Energen Champion SAC Indonesia akan menjaring anak-anak muda bertalenta dari sembilan Regional Qualifiers. Yakni Bali-Nusa Tenggara (Mataram), Papua (Mimika), Yogyakarta (Yogyakarta), West Java (Bandung), North Sumatera (Medan), DKI Jakarta-Banten (Jakarta), Kalimantan (Banjarmasin), Central Java (Semarang), dan East Java (Surabaya).
Energen Champion SAC Indonesia merupakan kompetisi paling akbar di Tanah Air. Acara ini diadakan oleh Energen Champion, bekerja sama dengan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dan DBL Indonesia. Energen Champion adalah minuman cokelat berenergi yang mengandung susu dan telur dari Mayora. (*)