Ada banyak istilah dalam olahraga profesional. Di bola basket, komentator biasanya berbicara tentang "hot hand" untuk menggambarkan seorang pemain yang ahli dalam melakukan berturut-turut. Bisbol mempunyai istilah "hot strike" yang setara di mana pemukul melakukan home run satu demi satu, dan contoh fenomena ini juga dapat ditemukan sepak bola. Maupun atletik.
Di atletik, kita pasti mengenal istilah "momentum". Itu merupakan istilah yang paling sering digunakan untuk menjelaskan kesempaatan, keberhasilan atau kegagalan.
Para peneliti mendefinisikan "momentum" sebagai kekuatan psikologis yang dapat mempengaruhi upaya mental dan fisik seorang atlet. Hal ini terkait erat dengan teori “kesuksesan melahirkan kesuksesan." Ketika seseorang meraih serangkaian kesuksesan, kemungkinan besar mereka akan terus mengalami kesuksesan. Dalam olahraga, hal ini lebih dikenal dengan istilah “hot hand myth” atau “positive momentum”.
Baca Juga: Empat Cara Meningkatkan Momentum Saat Berolahraga
Konsep momentum sudah tertanam dalam budaya olahraga dan bukti penelitian dengan jelas menunjukkan bahwa persepsi atlet terhadap momentum memang ada, dan berubah sebagai respons terhadap perolehan atau kekalahan dalam kompetisi.
Urutan momentum bisa sangat singkat atau bahkan berpindah dari satu pertandingan ke pertandingan berikutnya. Terdapat juga bukti yang menunjukkan bahwa perubahan persepsi terhadap momentum berhubungan dengan perubahan pikiran dan perasaan atlet, yang dapat memengaruhi performa.
Namun, sangat sedikit penelitian yang menemukan bukti kuat yang menghubungkan perubahan persepsi momentum psikologis dengan perubahan kinerja dan hasil.
Momentum sangat penting dalam olahraga karena dapat mengubah pertandingan dari buruk menjadi spektakuler. Permulaan awal menuju momentum dapat membantu atlet menciptakan budaya kemenangan yang dapat meningkatkan peluang.
Momentum positif dapat meningkatkan beberapa hal, antara lain:
1. Kepercayaan diri
2. Efikasi Diri
3. Kinerja dan kesuksesan
4. Kohesi tim
5. Kompetensi
Ada pertanyaan yang muncul apakah kesuksesan yang berkelanjutan sebenarnya merupakan faktor momentum positif atau hanya sekedar keberuntungan.
Nah, sebuah penelitian menarik yang mengamati kinerja pemain panahan menemukan bahwa para pemanah lebih cenderung menembak lebih baik setelah melakukan dua tembakan sempurna (10 poin) daripada skor tembakan rata-rata mereka. Di sisi lain, jika pemanah gagal dalam satu atau dua tembakan, kecil kemungkinannya mereka akan tepat sasaran pada percobaan ketiga.
Hal ini menunjukkan bahwa kesuksesan benar-benar melahirkan kesuksesan dan kesuksesan yang berkelanjutan, bukan hanya keberuntungan. (*)