Siapa yang tidak kenal dengan Eki Febri Ekawati? Ratu tolak peluru Indonesia asal Kuningan, Jawa Barat. Saat ini, Eki Febri Ekawati memegang rekor tolak peluru Indonesia kategori putri dengan perolehan 15,77 meter. Pencapaian ini membuat namanya begitu populer di dunia atletik Indonesia. Khususnya untuk cabang tolak peluru.
Menjelang penyelenggaraan Energen Champion SAC Indonesia 2023 West Java Qualifiers, Eki Febri Ekawati mengungkapkan rasa bahagianya. Pasalnya, kompetisi atletik pelajar ini dapat konsisten diselenggarakan. Apalagi, jebolan dari SAC Indonesia juga ke depannya memiliki kesempatan yang sama untuk bersaing di kompetisi elit di Indonesia.
"Saya kira sudah bagus dan keren sekali. Mudah-mudahan banyak sekolah dan daerah yang berpartisipasi. Agar semakin tergali bakat-bakat anak muda di Jawa Barat. Setelah di SAC, mereka juga punya kesempatan yang sama. Misalnya main di POPNAS atau Kejurnas," ungkap Eki Febri Ekawati.
Eki Febri Ekawati rupanya juga memantau perkembangan di SAC Indonesia. Atlet berusia 31 tahun itu berharap ada penerus dari juara West Java Qualifiers 2022. Apalagi, West Java Qualifiers berhasil membawa pulang gelar juara untuk dua nomor di Energen Champion SAC National Championship.
Gelar juara dalam dua nomor itu diraih oleh Bayanillah (pemegang rekor SAC nomor tolak peluru dari SMAN 7 Cirebon) dan Yogi Saputra (pemegang rekor SAC nomor 100 meter putra dari SMAN 1 Surade, Sukabumi). "Mudah-mudahan sekolah di Jawa Barat masih mempertahankan gelar juara di SAC Indonesia. Khususnya tolak peluru," lanjut Eki Febri Ekawati.
Eki Febri Ekawati berharap SAC Indonesia bisa memiliki kompetisi di tingkat grass root terbawah. Dimulai di region khusus. Yakni kumpulan kota atau kabupaten. "Kalau tingkat kabupaten atau kota mungkin akan terlalu lama prosesnya. Nah jalan tengahnya boleh ada babak kualifikasi per region tapi scope-nya lebih kecil di bawah provinsi," terang Eki Febri Ekawati.
Dalam kesempatan ini, Eki Febri Ekawati juga sempat menyinggung sistem kompetisi di Indonesia. Menurutnya, akan lebih bagus lagi jika per nomor lomba memiliki perlombaan rutin. Misalnya yang ada di AS atau Korea. "Kalau di luar negeri, kompetisi khusus tolak peluru itu ada. Bahkan rutin diselenggarakan," tutur Eki Febri Ekawati.
Hanya saja, di Indonesia masih minim dukungan untuk menyelenggarakan kompetisi khusus per nomor lomba. Eki berharap, sistem kompetisi di Indonesia bisa meniru yang ada di AS maupun Korea. "Kami tentunya berharap yang baik untuk atletik Indonesia. Terutama semoga regenerasinya terus berjalan," lanjut Eki Febri Ekawati.
Baca Juga: Ernawan Witarsa Dukung Penuh SAC Indonesia, Berharap Ada Penerus Yogi Saputra!
Energen Champion SAC Indonesia merupakan hasil kerjasama PB PASI dan DBL Indonesia. Pada penyelenggaraan musim lalu, Energen Champion SAC Indonesia berhasil menggaet 31 ribu pelajar lebih dari 2000 sekolah dari seluruh Indonesia. Diharapkan tahun ini SAC Indonesia kembali menjadi wadah bagi anak-anak Indonesia untuk terus aktif mempopulerkan olahraga atletik.
Dalam penyelenggaraan musim perdana, Energen Champion SAC Indonesia 2022 West Java Qualifiers diikuti oleh lebih dari empat ribu pelajar. Sebanyak 32 di antara jumlah tersebut melaju ke babak National Championship. Di babak puncak, dua wakil Jawa Barat berhasil menjuarai Energen Champion SAC National Championship. Mereka adalah Bayanillah dari SMAN 7 Cirebon di nomor tolak peluru, dan Yogi Saputra dari SMAN 1 Surade di nomor 100 meter putra.
Energen Champion SAC Indonesia 2023 akan kembali dengan konsep kompetisi bertingkat. Dimulai di babak regional qualifiers dan National Championship. Juara dari babak regional qualifiers dari masing-masing daerah untuk tingkat SMA/Sederajat akan dilombakan di tingkat nasional dalam babak National Championship. Kemudian, juara dari babak National Championship akan mengantongi tiket untuk mengikuti training camp ke luar negeri. (*)