Dalfinsen Sroyer (kanan) saat menjadi petugas pertandingan di Papua Qualifiers
Dalfinsen Sroyer sampai meneteskan air mata. Ketika melihat besarnya antusiasme pelajar di Papua. Yang mengikuti Energen Champion Student Athletics Championships (SAC) Indonesia. Khususnya di nomor tolak peluru. Dalfinsen tak menyangka. Akan banyak pelajar yang memilih nomor kesayangan itu.
Kebetulan Dalfinsen terlibat sebagai petugas pertandingan. Atlet nasional yang baru saja menggondol medali perunggu di PON XX Papua 2021 itu, aktif memberikan pengarahan ke peserta lomba soal tolak peluru. Menurutnya, ia bertanggung jawab mengenalkan tolak peluru. Apalagi, Energen Champion SAC didominasi oleh peserta yang kurang berpengalaman di olahraga atletik.
“Acara ini luar biasa. Karena untuk cari atlet tolak peluru itu sangat sulit. Peminatnya kurang. Saya sangat bersyukur event ini hadir di Mimika. Belum pernah terjadi seperti ini di depan mata saya. Karena setiap kejuaraan daerah, peminat tolak peluru itu paling sedikit,” ungkap Dalfinsen Sroyer.
“Saya punya impian juga dari dulu, yakni membawa tolak peluru lebih dikenal. Sekarang saya atlet nasional. Jadi saya punya tanggung jawab untuk mendorong adik-adik ini dan mendekatkan mereka ke olahraga tolak peluru. Juga memberikan apa yang saya punya untuk adik-adik,” sambungnya.
Dalfinsen menggantungkan impian pada Energen Champion SAC. Ia berharap akan ada bibit-bibit baru yang bisa dipoles dari kompetisi atletik antarpelajar terbesar di Indonesia ini. Atlet yang sudah terjun ke cabang olahraga atletik sejak 1995 itu, dengan telaten mengarahkan para peserta cara melakukan tolakkan yang benar.
“Saya selalu sampaikan kepada adik-adik, ini lho tolak peluru. Tolak peluru itu begini. Dan jangan kaget kalau peluru itu berat,” ungkapnya.
Memang. Menjadi atlet nasional itu penuh perjuangan. Tak ada yang mulus. Begitu pun perjalanan Dalfinsen. Ia kerap menemui kegagalan. Namun semangatnya tak pernah padam. Menurutnya, mimpi pasti bisa tercapai. Tetapi juga bergantung pada kemauan kita untuk memperjuangkannya.
“Motivasi itu yang saya ingin sampaikan pada adik-adik. Saya bilang ke mereka, ini awal dari semuanya. Nanti kalau mereka punya keinginan yang kuat, niat hati yang baik khususnya di tolak peluru, pasti ada jalan untuk mengembangkan karier ke sana,” kata Dalfinsen.
“Belajar bisa dari mana saja. Misalnya tolak peluru. Kamu bisa belajar dari YouTube dan internet. Di situ sudah lengkap,” imbuhnya.
Dari kiri ke kanan: Edgar Weyai, Agustinus Mahuze, Eventinus Gebze, Dalfinsen Sroyer dan Agustinus Abadi Ndiken
Dalfinsen bukan satu-satunya atlet yang menjadi petugas pertandingan dalam gelaran Papua Qualifiers. Ada juga Edgar Weyai sebagai atlet lompat tinggi. Kemudian, Agustinus Mahuze, Eventinus Gebze dan Agustinus Abadi Ndiken yang populer sebagai atlet lempar lembing. Kelimanya merupakan tulang punggung atletik untuk Papua. Mereka juga mengaku sangat mendukung adanya Energen Champion SAC.
Energen Champion SAC Indonesia merupakan kompetisi pelajar paling akbar di Tanah Air. Diselenggarakan oleh Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) dan DBL Indonesia. Acara ini dipersembahkan dan didukung penuh oleh Energen Champion. Minuman coklat berenergi yang mengandung susu dan telur dari Mayora. (*)