Cabang olahraga atletik memiliki banyak disiplin dan nomor. Nomor lintasan terdiri dari perlombaan lari. Sementara nomor lapangan terdiri dari perlombaan lempar dan lompat.
Beberapa nomor lapangan terdiri dari lempar cakram, lempar lembing, tolak peluru hingga lontar martil. Meskipun secara visual nomor-nomor tersebut dimainkan dengan gaya melempar, namun ada perbedaan antara ‘tolak’ dan ‘lempar’ sendiri. Sesuai dengan nama yang mewakili olahraga tersebut.
Perbedaan Tolak dan Lempar
Secara bahasa dalam kata kerja, tolak diartikan sebagai mendorong. Hal ini sejalan dengan olahraga tolak peluru. Sesuai dengan namanya, olahraga tolak peluru merupakan gerakan di mana seorang atlet mendorong peluru sejauh mungkin agar dapat meraih kemenangan.
Untuk itu, olahraga tolak peluru selalu berkaitan dengan perolehan jarak. Semakin kuat dorongan yang dikeluarkan, semakin jauh jarak akan diperoleh. Saat menolak, pergelangan tangan seorang atlet tidak ditekuk dan tidak bergerak. Sehingga tenaga diperoleh dari dorongan atlet dalam lengan tersebut.
Hal tersebut berbeda dengan melempar di mana pergelangan tangan seorang atlet digerakan dalam melepaskan benda (misalnya, lembing atau cakram). Sehingga kekuatan diperoleh bukan dari dorongan lengan melainkan teknik gerakan pergelangan tangan.
Baca Juga: Tolak Peluru: Pengertian, Sejarah, Teknik, Aturan dan Manfaat
Meskipun pada dasarnya tolak peluru tidak dimainkan dengan dilempar, olahraga tersebut masuk ke dalam nomor lempar. Karena tujuan tolak peluru sama dengan nomor lempar atletik yang lainnya. Yakni memindahkan objek barang sejauh-jauhnya menggunakan teknik dan tangan. Dengan demikian, perbedaan tolak dan lempar terletak pada pelepasan bendanya.
Menurut Physiopedia, menolak berbeda dengan melempar karena gerakan lengan. Olahraga melempar dan menolak memiliki sejarah kembali ke zaman kuno ketika orang melempar batu untuk memperoleh jarak sejauh mungkin. Selama Abad Pertengahan, kompetisi tentang siapa yang bisa melempar bola meriam paling jauh telah diperlombakan. (*)