Abdul Hafiz baru saja menyelesaikan misi besar. Yakni meraih medali emas di SEA Games 2023 Kamboja. Atlet kelahiran Binjai, Sumatera Utara itu mendominasi nomor lempar lembing putra dalam Pesta Olahraga Asia Tenggara. Ia sukses mencatatkan lemparan sejauh 69,60 meter. Membuatnya meraih podium pertama.
SEA Games 2023 Kamboja merupakan kali keempat Hafiz ikut serta. Namun, tiga kali sebelumnya Hafiz harus puas dengan perolehan medali perak. “Saya kan empat kali ikut SEA Games, di [SEA Games] Malaysia, Filipina terus Vietnam itu saya mendapat medali perak. Akhirnya saya bisa raih emas di Kamboja ini,” kata Hafiz.
Hafiz mengaku perolehan kali ini merupakan hadiah besar bagi Sumatera Utara (Sumut). Pasalnya, sudah 30 tahun lamanya atlet Sumut absen dalam menyumbangkan medali emas. “Selain Pak Mardi lestari, ada mendiang Ibu Suryati yang berhasil meraih emas. Itu pun tahun 1993. Setelah sekian lama, akhirnya Sumut bangkit lagi,” kata Hafiz.
Mendengar musim baru SAC Indonesia akan kembali bergulir, Hafiz mengaku begitu senang. Ia berharap prestasi terbarunya dapat menjadi pemantik semangat pelajar di Sumatera Utara untuk tetap konsisten di atletik. Terutama dalam agenda mengikuti SAC Indonesia. “Semoga dengan berjayanya atletik di SEA Games, akan banyak prestasi baru yang muncul di masa depan,” tutur Hafiz.
Baca Juga: Abdul Hafiz Yakin SAC Indonesia Bisa Mempopulerkan Olahraga Atletik
Hafiz mengakui perlu perjuangan besar agar bisa mencapai prestasi yang ia peroleh. Sehingga, ia ingin pelajar-pelajar di luar sana tak mudah patah saat semangat mengejar mimpi. “Wah panjang ceritanya saya bisa sampai menggeluti lempar lembing,” akunya.
Sejak SD-SMP Hafiz sama sekali tak mengenal atletik. Apalagi lempar lembing. Namun, karena pamannya meminta Hafiz untuk ikut kejuaraan di Sumatera Utara, ia pun akhirnya terjun ke atletik. “Dulu, paman saya, Pak Enggo Setio, menyuruh saya ikut lomba tingkat Korwil tahun 2010. Malah dulu awalnya ikut lempar cakram, bukan lembing,” katanya.
Karena juara, kerabat Hafiz yang mendalami nomor lempar lembing mengajukan namanya ke PPLP Sumut. Perjalanan Hafiz di nomor lempar lembing dimulai. “Dulu itu ada kompetisi namanya Kejurnas Remaja Junior yang dipegang mendiang Pak Bob Hasan. Saya ikut itu, langsung juara kedua. Masih 2011, saya belum punya sepatu lempar lembing,” tutur Hafiz.
Sebagaimana diketahui, olahraga lempar lembing memiliki sepatuh khusus. Dengan paku di bagian depan dan belakang. “Saya belum punya itu. Dan pengen banget punya. Dulu lombanya masih pakai sepatu kets. Kocaknya lagi sepatu kets saya pas pertama kali lomba itu sampai copot, mau lempar itu saya sampai malu juga,” kelakarnya.
Meskipun begitu, Hafiz tak pernah berhenti berprestasi. Ia tetap tekun mengikuti kompetisi yang ada di depan matanya. “Nah 2012 itu sempat ada masa di mana saya nggak jadi dipanggil ke Pelatnas. Wah, sedih banget. Karena kan harapan saya besar di situ kan, saya pengen punya sepatu lembing, saya pengen juara mewakili Indonesia,” kata Hafiz.
Baca Juga: Indonesia Raih Dua Medali Lempar Lembing di SEA Games Kamboja 2023
Ada satu titik di mana Hafiz tak punya harapan lagi di atletik. Karena jalan menuju ke Pelatnas tertutup saat itu. Sehingga ia memilih untuk melanjutkan pendidikan akademik ke UNIMED. Bahkan sudah menyelesaikan pendaftaran.
“Nggak berapa lama ada tim pencari bakat di Pelatnas itu, alhamdulillah, saya mungkin dilihat punya talenta dan bakat, dan saya dipanggil 2013 bulan Juni, dan langsung saya batalkan pendaftaran UNIMED itu,” katanya.
Hafiz juga mendapatkan sepatu lempar lembing pertamanya di Pelatnas. Saat itu, ia mengaku bahagia bukan main. “Baru di Pelatnas itu saya diusulkan buat beli sepatu lembing, dulu itu ada merek yang terkenal, tapi itu grade-nya bisa, cuman saya seneng banget. Sampai mau tidur itu saya pandangi sepatu itu,” katanya.
Sekarang, Hafiz dikenal sebagai salah satu atlet paling berpengaruh di dunia atletik Indonesia. Ia bahkan telah menuntaskan pendidikannya di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) di Jakarta. Hafiz kini juga menjadi tulang punggung lempar lembing Indonesia di kancah internasional. (*)